Terbit Tiap Jum’at
Edisi Ketiga Puluh Lima
01 Jumadal Ula 1428 H
18 Mei 2007 M
Mengenal perbedaan aqidah yang shahih (benar) dan aqidah yang bathil (salah dan sesat) merupakan suatu keharusan bagi seorang muslim sehingga ia dapat membangun keyakinannya terhadap agam ini di atas kebenaran yang hakiki.
Aqidah merupakan asas agama ini serta kandungan dari persaksian tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, rukun pertama dari lima rukun Islam.
Seorang muslim wajib mengetahui mana aqidah yang benar dan mana aqidah yang salah sehingga ia dapat membangun keyakinannya terhadap agama ini di atas dasar yang benar, keyakinan yang kokoh dan ilmu yang dalam.
Berkata seorang penyair:
?????? ?????? ?? ?????? ????? ?????????????
???? ?? ????? ???????? ??? ?????? ????? ?????
Aku mengenal kejelekan bukan untuk kejelekan tersebut,
Akan tetapi untuk menghindarkan diri darinya
Dan barangsiapa yang tidak mengenal kejelekan
Dari kebaikan niscaya ia akan terjatuh ke dalamnya
Wahai saudaraku seislam! Marilah kita melihat kembali kehidupan para shahabat yang telah menghiasi lembaran-lembaran sejarah perjalan kehidupan umat ini. Mereka adalah generasi yang tidak memiliki keraguan sedikitpun tehadap risalah Islam yang dibawa Rasulullah r. Aqidah mereka dibangun di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah tanpa ada keraguan di sana. Setiap apa yang difirmankan oleh Allah I dan disabdakan oleh Rasulullah r, mereka meyakininya dan beragama dengannya. Dengan demikian mereka tidak membutuhkan penjelasan-penjelasan lain yang berbicara tentang masalah aqidah kecuali Qur’an dan Hadits, karena hal ini merupakan perkara yang telah diterima dan menjadi suatu kepastian di sisi mereka. Kemudian hal itu berlanjut sampai ke generasi sesudah mereka dari para tabi’in yang menjadi murid-murid mereka. Pada dua masa ini tidak dikenal istilah menerima atau menolak dalam persoalan aqidah. Persoalan aqidah di masa itu merupakan perkara yang telah diterima dan sumber rujukannya adalah kitabullah dan Sunnah Rasulullah.
Akan tetapi keadaannya berubah, ketika berbagai perbedaan dan perselisihan mulai mencuat ke permukaan dan masuknya orang-orang yang tidak memiliki fondasi aqidah yang kokoh ke dalam Islam atau ia masuk ke dalam Islam dengan membawa berbagai pemikiran menyimpang serta munculnya orang-orang yang tidak merujuk kepada Qur’an dan Hadits dalam masalah aqidah akan tetapi ia merujuk kepada metode dan teori yang dicetuskan oleh tokoh-tokoh kesesatan. Maka muncullah aqidah-aqidah sesat yang tidak pernah dikenal oleh generasi-generasi sebelumnya. Aqidah tersebut semakin menjamur seiring dengan berputarnya roda jaman sehingga terasa sesak di hati orang-orang yang masih memiliki keimanan.
Dengan demikian umat Islam sangat butuh kepada penjelasan berkenaan dengan masalah aqidah sehingga mereka bisa membedakan, mana aqidah yang shahih dan mana aqidah yang bathil. Jika hati mereka tidak memiliki filter yang baik maka aqidah-aqidah yang bathil tersebut akan mudah masuk ke dalamnya dan bercokol di sana. Akhirnya betapa banyak kita jumpai orang-orang yang menyimpang dari aqidah yang shahih, mereka bergelimang dalam berbagai kesesatan dan penyelewengan dalam agama ini disebabkan lemahnya hati mereka sedikitnya ilmu dan rusaknya pemahaman mereka.
Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullah (Mufti Kerajaan Arab Saudi terdahulu) berkata: “Adapun orang-orang yang menyimpang dari aqidah ini (aqidah Islam yang benar) dan berjalan di atas lawannya (aqidah yang bathil), merupakan golongan yang banyak. Di antara mereka para penyembah patung, berhala, malaikat, para wali, jin, pepohonan, bebatuan dan yang lainnya. Mereka tidak menerima dakwah para rasul, bahkan menyelisihi dan menentangnya sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy dan masyarakat Arab terhadap Rasulullah r…”
Wahai saudaraku, ketahuilah –semoga Allah merahmatimu-! Aqidah yang benar adalah aqidah yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah r, aqidah yang berdiri di atas hujjah yang kokoh dan berlandaskan dalil-dalil yang shahih, aqidah yang berjalan sesuai dengan fitrah manusia yang suci serta maksud penciptaan mereka di alam ini yaitu memurnikan ibadah hanya kepada Allah I.
Allah I berfirman:
] ????????????? ???????? ?????????? ??????????????????? ?????????? ??????? ???? ??????? ???????????? ??? ?????????? ? [
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan “. (QS. Ad-Dzariyat: 56-57)
Allah I juga berfirman:
) ???????? ???????? ????????? ???????? ???????? ????? ??????? ?????? ???????? ????????? ???????????? ???????? ????? ?????? ???????? ?????????? (
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus.” (QS. Ar-Rum: 30)
Adapun aqidah yang bathil adalah aqidah yang tidak berlandaskan kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah r. Aqidah ini dibangun di atas asas yang keropos dan hujjah yang lemah sehingga mudah tergoyahkan hanya dengan sedikit hempasan angin.
) ?????????????? ???? ?????? ???? ????????? ??????????????? ??????? ????????????? ??????????? ????? ????? ??? ????????? (
“Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu.” (QS. Yusuf: 40)
???? ?????????? ?????????? ?????????? ?????? ??????????? ????? ??????? ???? ???????????
“Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan, lalu keterangan itu menunjukkan (kebenaran) apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Rabb? (QS. Ar-Rum: 35)
Dua ayat ini memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa orang-orang yang beribadah kepada selain Allah tidak memiliki sedikitpun keterangan yang menunjukan kebenaran apa yang mereka perbuat.
Aqidah yang shahih memerintahkan untuk beribadah hanya kepada Allah I dan tidak menyekutukannya dengan sesuatupun maka aqidah yang bathil memerintahkan yang sebaliknya, boleh beribadah kepada selain Allah dan tidak mengapa menyekutukan-Nya dengan sesuatu.
Aqidah yang shahih akan menjanjikan keamanan yang hakiki serta ampunan Allah I bagi pemiliknya di dunia maupun di akhirat,
Allah I berfirman:
????????? ????????? ?????? ?????????? ???????????? ???????? ?????????? ?????? ????????? ????? ????????????
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)
Rasulullah r bersabda:
((????? ????? ???????? : ??? ????? ????? ! ??????? ???? ??????????? ????????? ????????? ????????,????? ??????????? ??? ???????? ??? ??????? ???????????? ???????????? ?????????? ))
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam! Andaikan engaku mendatangi-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi kemudian engaku berjumpa dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun, Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sepenuh bumi pula.” (HR Tirmidzi)
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata, menafsirkan ayat di atas: “Mereka adalah orang-orang yang memurnikan peribadatan hanya kepada Allah I semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Mereka adalah orang-orang yang mendapat keamanan pada hari kiamat dan mendapat petunjuk di dunia maupun di akhirat.”(Tafsir Ibnu Katsir)
Al-Allamah Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata dalam tafsirnya: “ Allah I berfirman memisahakan antara dua golongan (Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk) aman dari berbagai ketakutan, azab, kecelakaan dan mendapat petunjuk ke jalan yang lurus.
Jika mereka tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kedzaliman secara mutlak, tidak dengan syirik dan tidak pula dengan maksiat, maka mereka akan memperoleh keamanan serta hidayah yang sempurna. Dan jika mereka tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kesyirikan saja akan tetapi melakukan kejelekan maka mereka akan memperoleh keamanan dan hidayah yang asli sekalipun tidak memperoleh kesempurnaannya.
Dan dipahami dari ayat ini bahwa orang-orang yang tidak memperoleh kedua hal ini (keamanan dan hidayah), ia tidak akan memperoleh satu hidayahpun dan satu keamananpun. Bahkan bagian mereka adalah kesesatan dan kecelakaan.” (Taisir Karimurrahman oleh Syaikh Abdurrahman As-Sa’di)
Sedangkan aqidah yang bathil sebaliknya, tidak ada janji keamanan dan ampunan bagi pemilikinya bahkan mereka termasuk orang-orang yang merugi di dunia maupun di akhirat dan tempat kembali mereka adalah neraka.
Allah I berfirman
} ??????? ??? ???????? ??????? ?????? ??????? ????? ???????? ?????????? ??????????? ???????? ??????????????????? ???? ???????? {
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72)
} ????? ????? ??????????? ??? ???????? ???? ?????????? ???????? ?????? ????? ??????? {
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS. An-Nisa’: 48)
Aqidah yang shahih tertata apik tanpa ada kesimpangsiuran dan pertentangan di sana, bahkan satu sisi akan selaras dengan sisi yang lain maka aqidah yang bathil sebaliknya, di sana akan dijumpai beribu kontradiksi yang tidak akan bertemu antara satu titik dengan titik lainnya.
Aqidah yang shahih berdasarkan wahyu Ilahi dan akan diterima oleh akal sehat manusia, maka aqidah yang bathil sebaliknya, ia hanya berlandaskan persangkaan tak berdasar dan khayalan-khayalan dusta yang ditiupkan oleh setan kepada hati-hati manusia yang lemah dan hampa dari cahaya kebenaran. Aqidah model ini tentu bertolak belakang dengan fitrah manusia yang suci serta tidak akan diterima oleh akal sehat mereka.
Bagaimana akal sehat akan menerima sedangkan aqidah yang bathil tersebut bersumber dari kekonyolan-kekonyolan yang hanya akan diterima oleh manusia-manusia dungu yang berkepribadian rendah. Bagaimana fitrah manusia yang suci akan menerima sedangkan aqidah tersebut menjadikan diri mereka menghamba kepada makhluk yang tidak dapat memberikan manfaat atau mudharat. Wallahu A’lam