Seorang muslim harus bersemangat untuk melakukan islah (mendamaikan) orang-orang yang berselisih. Baik yang berselisih itu adalah teman, tetangga, kerabat, antar sesame muslim atau yang lainnya. Jangan malah sebaliknya, senang memicu api perselisihan. Apalagi di zaman yang banyak tersebar fitnah seperti sekarang ini. Kita teladani panutan kita, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau adalah orang yang begitu semangat mendamaikan pihak-pihak yang berselisih, siapapun dia. Sebagai contoh suku Aus dan Khazraj di Madinah yang dulunya selalu berselisih sampai terjadi pertumpahan darah akhirnya bisa hidup berdampingan bahkan saling mencintai.
Jika ada saudara kita yang berselisih mari kita berusaha semaksimal mungkin untuk mendamaikan. Jangan sampai acuh atau bahkan malah “mengompori” perselisihan mereka. Ingatlah firman Allah ta’ala,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS Al Hujurat: 10)
Faedah dari khutbah Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy Syitsry. Riyadh, 04/04/1439H. ( Abu Zakariya Sutrisno)