Diantara akhlak yang mulia adalah sabar dan tabah terhadap gangguan di jalan Allah. Sabar secara sederhana artinya menahan diri dari sesuatu yang tidak disukai. Kesabaran secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga:
- Sabar dalam menjalankan perintah Allah seperti sholat, puasa dan lainnya.
- Sabar dalam menjauhi larangan Allah seperti zina, minum khamr, dan lainnya.
- Sabar dalam menghadapi takdir Allah.
Ketiga hal diatas perlu kesabaran. Jika tidak diiringi kesabaran orang akan sulit menjalankan perintah-perintah Allah karena memerlukan usaha dan pengorbanan untuk menjalankannya. Jika tidak memiliki kesabaran orang akan mudah terjerumus kepada larangan-larangan Allah seperti zina, minum khamr dan lainnya karena pada asalnya nafsu manusia ada kecenderungan pada hal-hal tersebut. Begitu juga saat menghadapi takdir Allah, musibah misalnya, perlu kesabaran. Jika tidak maka dia akan mengeluh atau bahkan marah dengan takdir yang Allah tetapkan.
Dibutuhkan kesabaran untuk menjalankan syariat Allah dan juga dalam kehidupan secara umum. Allah memerintahkan seorang muslim untuk senantiasa bersabar dalam kehidupannya. Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)
Allah menjanjikan pahala yang tidak terbatas bagi orang-orang yang bersabar. Allah berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10)
Kesabaran adalah sinar atau cahaya dalam kehidupan. Rasulullah bersabda,
وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ
“Sabar itu adalah sinar” (HR. Muslim no. 223)
Dalam hadits lainnya Rasulullah bersabda,
وَمَنْ يَصْبِرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِنْ عَطَاءٍ خَيْرٌ وَأَوْسَعُ مِنَ الصَّبْرِ
“Barangsiapa sabar maka Allah akan menguatkan kesabarannya. Dan tidaklah Allah memberi seseorang pemberian yang lebih baik dan lebih luas dari sabar” (HR. Muslim no. 1053)
Sabar adalah salah sifat utama seorang muslim sejati. Dengan sabar dan syukur, seorang muslim menjadi pribadi yang menakjubkan bagaimanapun kondisi yang dia hadapi. Rasulullah bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan tidak ada yang demikiaan itu kecuali pada seorang mukmin. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya” (HR. Muslim no. 2999).
ihtimal al-adza (tabah terhadap gangguan) adalah bagian dari sabar, tetapi tingkatannya lebih berat. Ini adalah syiarnya para shiddiqin (orang-orang yang jujur) dan shalihin (orang-orang yang shalih). Yaitu seorang mukmin yang diganggu di jalan Allah (misal saat dakwah) kemudian dia bersabar dan menghadapinya dengan sebaik-baiknya serta tidak membalas kecuali dengan kebaikan. Sebagai yang dicontohkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Saat beliau berdakwah ke Thaif, penduduk Thaif tidak sekedar menolak dakwah beliau bahkan juga melempari beliau dengan batu hingga kaki beliau berdarah-darah. Beliau bersabar dan bahkan mendoakan kebaikan kepada mereka. Beliau berdoa, “Ya Allah ampuni kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui!” (Lihat HR. Bukhari no. 3477 dan Muslim no. 1792). Ini adalah tingkatan kesabaran yang luar biasa.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang diberi kesabaran baik dalam menjalankan perintah, menjauhi larangan dan juga dalam menghadapi takdir yang Allah tetapkan atas kita.
Disarikan dari kitab Minhajul Muslim karya syaikh Abu Bakar Jazairiy rahimahullah.
Abu Zakariya Sutrisno. Riyadh, 23/12/1437H
—
| Web:Ukhuwahislamiah.com | FB:Ukhuwah Islamiah | Twitter:@ukhuwah_islamia |