Hakekat Sebuah Persahabatan

0
2700

Telah menjadi fitrah manusia untuk mencari sahabat dalam mengarungi kehidupan ini. Orang yang baik bersahabat dengan yang baik dan orang yang buruk bersahabat dengan yang buruk pula. Namun di akhirat kelak tidak ada persahabatan kecuali bagi orang-orang yang beriman saja. Adapun orang yang tidak beriman, mereka akan menjadi musuh satu dengan yang lainnya. Allah berfirman,

الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS Az Zukhruf: 67)

Syaikh As Sa’di berkata dalam tafsirnya:

Sesungguhnya teman-teman dekat pada hari itu, yakni hari kiamat, yang bersahabat diatas kekufuran, kedustaan dan kemaksiatan kepada Allah maka sebagian dari mereka menjadi musuh sebagian yang lain. (Hal ini tidak lain) karena kasih sayang dan kecintaan diantara mereka di dunia bukan karena Allah maka di akhirat berubah menjadi permusuhan.  Kecuali orang-orang yang bertaqwa (yang menjaga dirinya)dari kesyirikan dan kemaksiatan, maka kecintaan diantara mereka kekal dan bersambung (sampai akhirat) bersamaan dengan kekalnya kecintaan mereka karenaNya.

Imam Baghawi membawakan sebuah riwayat dalam tafsirnya bahwa sahabat Ali bin Abi Thalib berkata tentang ayat diatas:

(Ada) dua orang sahabat karib yang beriman dan dua  sahabat karib yang kafir. Tatkala meninggal salah seorang sahabat mukmin maka dia berkata: “Wahai Tuhan, sesungguhnya si fulan dahulu suka memerintahkanku untuk ta’at padamu dan ta’at pada RasulMu dan memerintahkan saya pada kebaikan dan mencegah saya dari keburukan dan mengabarkan kepada saya bahwa saya akan menemuiMu. Ya Tuhan janganlah Engkau menyesatkannya setelah kematianku dan berilah dia petunjuk sebagaimana Engkau memberiku petunjuk. Muliakan dia sebagaimana Engkau memuliakanku.” Jika telah diwafatkan sahabat mukminnya tersebut maka keduanya dikumpulkan. Maka salah satu diantara keduanya memuji sahabatnya dan mengatakan: “Sebaik-baik saudara, sebaik-baik kekasih, sebaik-baik sahabat.” 

Berkata: Tatkala menginggal salah seorang yang kafir, maka dia mengatakan: “Wahai Tuhan, sesungguhnya dahulu si fulan mencegahku untuk ta’at kepadaMu dan ta’at RasulMu dan memerintahkanku pada kejelekan dan mencegah dari kebaikan. Dan mengabariku bahwa aku tidak akan menjumpaiMu.” Maka dia mengatakan: “Seburuk-buruk saudara, seburuk-buruk kekasih dan seburuk-buruk sahabat.”

Semoga Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersahabat dengan orang-orang yang baik dan menjauhkan kita dari sahabat-sahabat yang buruk.

Abu Zakariya Sutrisno. Riyadh, 13 Rajab 1434 (23 Mei 2013)

www.ukhuwahislamiah.com

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here