Kita telah memasuki bulan Muharram 1439H, itu berarti telah berlalu hampir 1439 tahun sejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hijrah dari Mekah ke Madinah. Hijrahnya Rasulullah dan para sahabat dari Mekah ke Medinah menjadi tonggak sejarah baru perkembangan umat Islam. Tahukan Anda kisah hijrah yang luar biasa tersebut? Berikut ini kisah singkatnya.
Setelah baiat Aqabah yang kedua (musim haji tahun 13 kenabian) maka kaum muslimin Mekah berbondong-bondong hijrah ke Madinah. Tidak lebih dari dua bulan dan beberapa hari setelah itu hampir seluruh sahabat sudah hijrah ke Madinah. Tinggal tersisa Rasulullah, Abu Bakar, Ali dan beberapa sahabat yang lainnya di Mekah. Orang-orang kafir Quraisy melihat ini sebagai ancaman besar, karena bisa jadi kaum muslimin di Madinah akan menjadi pusat kekuatan baru yang mengganggu eksistensi mereka.
Maka “Parlemen Quraisy” (Darul Nadwa) membuat kesepakatan keji untuk membunuh Nabi Muhammad. Mereka mengumpulkan pemuda dari masing-masing kabilah Quraisy untuk mengepung dan membunuh Nabi Muhammad di malam hari. Tetapi Allah Maha Mampu membalas makar mereka. Allah berfirman,
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (QS. Al Anfal: 30)
Allah menurunkan wahyu kepada RasulNya izin untuk berhijrah. Rasulullah pun memberitahu sahabat dekatnya, Abu Bakar bahwa Allah telah mengizinkannya berhijrah dan Abu Bakar pun meminta agar diperbolehkan menemani beliau hijrah. Pada malam harinya Rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan beliau tidur diatas ranjangnya. Malam itu juga orang-orang Quraisy mengepung rumah Rasulullah. Tetapi Allah Maha Mampu, Allah menutupi pandangan mereka saat Nabi Muhammad keluar rumah. Malam itu Nabi Muhammad kemudian pergi ke rumah Abu Bakar yang akan menemani beliau keluar dari Mekah. Malam itu adalah malam ke 27 bulan Shofar tahun ke-14 kenabian atau tahun pertama hijriah (bertepatan 12 atau 13 Desember 622M). Mereka tinggal di sebuah gua di gunung Tsur selama kurang lebih 3 hari. Allah kisahkan dalam Al Qur’an saat Rasulullah dan Abu Bakar di gua ini. Allah berfirman,
إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا فَأَنزَلَ اللّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُواْ السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan kalimat orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Kemudian awal bulan Rabi’ awwal mereka melanjutkan perjalanan ke arah tepi laut Merah kemudian ke utara menuju Madinah. Mereka sengaja menempuh jalan yang tidak biasa menuju Madinah untuk mengecoh orang-orang kafir Quraisy. Kaum Quraisy mengadakan sayembara dengan hadiah yang begitu besar (100 ekor onta) bagi siapa saja yang bisa menangkap Nabi Muhammad dan Abu Bakar baik hidup maupun mati. Suraqah bin Malik sempat mampu mengejar keduanya tetapi kemudian jatuh beberapa kali dan akhirnya masuk Islam. Nabi Muhammad dan Abu Bakar pun sampai di Madinah dengan selamat.
Sebelum masuk kota Madinah beliau singgah dulu di daerah Quba’ beberapa hari dan mendirikan masjid disana (Masjid Quba’). Kemudian beliau masuk kota Madinah disambut kaum muslimin (Muhajirin dan Anshor) dengan penuh kebahagiaan. Hal pertama kali beliau lakukan adalah mendirikan masjid (Masjid Nabawi) kemudian mempersaudarakan sahabat Muhajirin dan Anshor. Beliau kemudian juga membuat pernjanjian dengan penduduk Madinah dan sekitarnya baik dari kalangan kaum muslimin, ahli kitab (yahudi) maupun yang lainnya. Dengan demikian, dimulailah marhalah atau fase dakwah baru Rasulullah di Madinah.
Semoga kita bisa mengambil ibrah dari kisah hijrah ini. Amien.
Disarikan dari kitab Rahiqul Makhtum karya Syaikh Shofiyurrahman Al Mubarakfuriy rahimahullah.
Abu Zakariya Sutrisno. 1 Muharrom 1439H.
—
| Web: Ukhuwahislamiah.com | FB,IG,TG: Ukhuwahislamiahcom |