Suatu hari ada seorang salafush shalih yang sangat marah terhadap budaknya dan sudah bertekad untuk menghukumnya. Si budak kemudian mengatakan (mengutip QS. Ali Imran 134), “Dan orang-orang yang menahan amarahnya”. Orang tersebut kemudian mengatakan, “Saya tahan amarahku.” Si budak melanjutkan, “Yang memaafkan orang lain.” Orang tersebut mengatakan, “Saya maafkan kamu.” Si budak berkata lagi, “Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” Orang tersebut pun mengatakan, “Pergilah, kamu merdeka demi wajah Allah ta’ala!” Ini adalah contoh sikap ihsan yang luar biasa. Dia tidak sekedar menahan amarahnya tetapi juga memaafkan dan bahkan memerdekakan budaknya.
Ihsan adalah hal yang sangat penting bagi seorang muslim. Bahkan dia adalah tingkatan agama yang tertinggi setelah Islam dan iman sebagaimana disebutkan dalam hadits Jibril (HR. Muslim no. 8). Seorang yang muhsin selalu berusaha melakukan yang terbaik baik dalam ibadah maupun dalam muammalah karena dia sadar betul selalu diawasi oleh Allah. Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan. Allah befirman,
وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Baqarah: 195)
Sekian, semoga bermanfaat.
Disarikan dari kitab Minhajul Muslim karya syaikh Abu Bakar Jazairiy rahimahullah.
Abu Zakariya Sutrisno. Riyadh, 29/12/1437H
—
| Web:Ukhuwahislamiah.com | FB:Ukhuwah Islamiah | Twitter:@ukhuwah_islamia |