Syaikh Abdullah Al Jibrin rahimahullah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, sholawat dan salam semoga tercurah pada sayidil mursalin (nabi Muhammad).
Sesungguhnya diantara keutamaan Allah dan karuniaNya, Dia menjadikan bagi hambaNya yang sholeh musim-musim yang didalamnya diperbanyak amal sholeh. Diantara musim kebaikan itu adalah 10 awal bulan Dzulhijjah. Keutamaannya banyak sekali disebutkan dalam Al Qur’an maupun As Sunnah, diantaranya:
1. Allah ta’ala berfirman,
وَالْفَجْرِ. وَلَيَالٍ عَشْرٍ.
Demi fajar, dan malam-malam yang sepuluh. (QS Al Fajr: 1-2)
Berkata Ibnu Katsir, “Yang dimaksud denganya yaitu 10 awal bulan Dzulhijjah sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, Ibnu Az Zubair, Mujahid dan selain mereka dan diriwayatkan oleh imam Bukhari.”
2. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah sholallahu ‘alahi wassalam bersabda, “Tidaklah ada hari yang mana amal sholeh di dalamnya lebih dicintai oleh Allah melebihi hari-hari yang sepuluh ini.” Sahabat bertanya, “Tidak juga jihad dijalan Allah?” Rasulullah menjawab, “Tidak juga jihad di jalan Allah kecuali seorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatupun darinya.”
3. Allah ta’ala berfirman,
وَاذْكُرُواْ اللّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ
Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. (QS Al Baqarah: 203)
Berkata Ibnu Abbas, “Yaitu hari yang sepuluh (awal bulan Dzulhijjah)” [Tafsir Ibnu Katsir]
4. Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah bersabda, “Tidak ada diantara hari-hari yang lebih agung disisi Allah -yang Mahasuci- dan lebih dicintaiNya amal di dalamnya lebih dari hari yang sepuluh (di bulan Dzulhijjah)ini. Maka perbanyaklah di dalamnya tahlil, takbir dan tahmid.” [HR Ahmad]
5. Dahulu Sa’id bin Zubair rahimahullah -dia adalah periwayat hadis ibnu Abbas yang tadi- jika datang hari yang sepuluh (di awal bulan Dzulhijjah) bersungguh-sungguh (untuk beramal sholeh) sampai batas maksimal yang ia mampu [HR Ad Darimi]
6. Berkata Ibnu Hajjar di Fathul Baari, “Yang nampak bahwa sebab keutamaan yang dimiliki 10 awal Dzulhijjah adalah karena padanya berkumpul ibadah-ibadah yang penting yaitu sholat, puasa, shodaqah, dan haji yang mana tidak ada di waktu yang lainnya.”
Amalan apa saja yang disunnahkan dikerjakan dihari-hari itu?
1. Sholat
Hendaknya senantiasa mengerjakan sholat lima waktu di awal waktu dan memperbanyak sholat-sholat sunnah karena hal itu adalah seutama-utamanya pendekatan diri pada Allah. Diriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, dia mendengar Rasulullah bersabda, “Hendaknya kalikan memperbanyak sujud dihadapan Allah karena tidaklah kalian sujud kepada Allah dengan sebuah sujud kecuali Allah mengangkat derajat kalian dengannya dan menghapus dari kalian kesalahan.” [HR Muslim]. Ini adalah umum untuk setiap waktu.
2. Puasa
Karena puasa termasuk amal sholeh. Dari Hunaidah bin Khalid dari Istrinya dari sebagian istri-istri Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam, mereka berkata, “Dahulu Rasulullah puasa 9 Dzuhijjah, hari Asyura dan 3 hari tiap bulan.”[HR Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa’i]. Berkata Imam Nawawi tentang puasa 10 hari awal bulan Dzulhijjah, “Sesungguhnya dia disunnahkan dengan penekanan yang sangat.”
3. Takbir, Tahlil, dan Tahmid
Sebagaimana hadist Ibnu Umar yang telah lewat, Rasulullah bersabda, “Perbanyaklah didalamnya tahlil, takbir dan tahmid…”. Berkata Imam Bukhari: Dahulu Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma keluar ke pasar di 10 hari awal Dzulhijjah sambil bertakbir, lalu manusia pun bertakbir karenanya. Beliau (Imam Bukhari) juga berkata: Dahulu Umar bertakbir di kemahnya di Mina maka mendengarnya orang-orang yang di masjid lalu mereka pun bertakbir dan bertakbir pula orang-orang di pasar sampai-sampai Mina bergema dengan suara takbir. Dahulu Ibnu Umar bertakbir di Mina di hari-hari itu, baik setelah selesai sholat, diatas tempat tidur, di tenda, saat duduk, dan saat berjalan di hari-hari itu semua. Disunnahkan menjahrkan (mengeraskan) takbir sebagaimana dikerjakan Umar, Ibnu Umar dan Abu Hurairah.
Sudah sepantasnya kita kaum muslimin menghidupkan sunnah ini, terutama pada zaman sekarang ini yang hampir-hampir manusia melupakannya bahkan – disayangkan – dikalangan orang-orang yang dikenal suka berbuat kebaikan juga. Hal ini jauh sekali dengan kondisi para salafus saleh.
Lafadz takbir:
a. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabira.
b. Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.
c. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha Illallah, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.
4. Puasa hari Arafah
Ditekankan berpuasa di hari Arafah berdasarkan hadist dari Nabi shollallahu ‘alaihi wassalam yang mana beliau bersabda tentang puasa Arafah, “Saya berharap Allahu mengapus (dosa) setahun sebelumnya dan sesudahnya”[HR Muslim]. Tetapi bagi yang di wukuf di Arafah – yaitu yang berhaji- tidak disunnahkan berpuasa karena Nabi saat wukuf di Arafah tidak dalam kondisi berpuasa.
5. Keutaman hari An Nahr (10 Dzulhijjah)
Banyak manusia lalai dari hari yang agung ini, yaitu hari An Nahr (10 Dzulhijjah). Padahal sebagian ulama’ memandang bahwa hari An Nahr adalah hari yang paling agung selama satu tahun, bahkan lebih agung dari hari Arafah. Berkata Ibnu Qayim rahimahullah, “Sebaik-baik hari disisi Allah adalah hari An Nahr, dan dia adalah hari Haji Al Akbar” sebagaimana dalam sunan Abi Dawud, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya hari yang paling agung disisi Allah adalah hari An Nahr, lalu hari Al Qorr”. Hari Al Qorr yaitu hari menetap di Mina yaitu hari ke-11 bulan Dzulhijjah. Sebagian ulama’ yang lain memandang hari Arafah lebih utama karena puasa didalamnya menghapus dosa dua tahun,juga tidak ada hari lain yang mana Allah lebih banyak membebaskan hambaNya dari adzab selain hari Arafah, pada hari itu pula Allah mendekat ke hambaNya (ke langit dunia) lalu membanggakan orang-orang yang wukuf dihadapan malaikatNya. Tetapi yang tepat adalah pendapat pertama karena hadist yang menunjukkan akan hal itu tidak bertentangan dengan sesuatupun. Dan sama saja baik hari An Nahr lebih afdhol atau hari Arafah lebih afdhol hendaknya setiap muslim -baik yang berhaji atau tidak- senantiasa bersemangat mendapatkan keutamaan-keutamaanya dan mengunakan kesempatan berharga tersebut.
Dengan apa menyongsong musim kebaikan tersebut?
1. Yang pertama hendaknya bersegera bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat dan juga meninggalkan segala dosa dan kemaksiatan. Karena dosalah yang menghalangi seseorang dari keutamaan Tuhannya dan menutupi hatinya dari kecintaanNya.
2. Juga hendaknya menyongsong musim kebaikan secara umum dengan tekad yang benar dan kuat untuk mengisinya dengan hal-hal yang dicintai oleh Allah. Allah berfirman,
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. (QS Al Ankabut: 69)
Wahai saudaraku kaum muslimin, bersemangatlah mengunakan musim kebaikan yang berharga ini sebelum terlewatkan sehingga engkau menyesalinya. Semoga Allah memberi kita taufik untuk mengunakan musim kebaikan ini dan kita memohon pertolonganNya untuk senantiasa mengerjakan keta’atan dan menjalankan ibadah didalamnya.
Selesai diterjemahkan 1 Dzulhijjah 1433 (17 Oktober 2012) oleh Abu Zakariya Sutrisno di Riyadh.
Website: www.ukhuwahislamiah.com , www.thaybah.or.id