Khutbah Iedul Adha 1442H: Tiap kesulitan ada kemudahan

0
1346

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا اللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا اللَّهَ مُخْلِصِينَ له الدَّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا ﷲ حَقَّ تُقَاتِه وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ( ال عمران : ١۰٢)

أَمَّا بَعْدُ :

Jama’ah Sholat Ied rahimani warahikumullah,

[Jika sholat dengan keluarga dirumah diganti: “Keluargaku yang dirahmati oleh Allah”]

Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmatNya. Kita bersyukur meskipun di tengah pandemi seperti sekarang ini kita masih diberi kesehatan, keselamatan  dan yang lebih penting keimanan. Tak lupa, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada panutan kita, kekasih kita, Nabi Muhammad, shalallahu ‘alaihi wassallam, kepada keluarga, para sahabat, serta pengikutnya sampai hari kiamat kelak.

Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar walillahilhamd

Jama’ah Sholat Ied  yang semoga dirahmati oleh Allah,

Sebagaimana kita ketahui saat ini kita masih ditengah pandemi. Bahkan akhir-akhir ini semakin meningkat dan merata di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sampai hari ini sudah lebih dari 190 juta yang terinfeksi virus corona ini diseluruh dunia, dimana 4 juta lebih yang meninggal. Hampir tiap hari kita mendengar ada yang terpapar atau bahkan meninggal. Bahkan mungkin sebagiannya orang dekat kita, tetangga, teman, atau saudara. Tidak hanya itu, ekonomi dan aktifitas sehari-hari pun dalam kondisi yang sulit. Namun, sebagai seorang muslim tentu tidak boleh hanya mengeluh. Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah dan juga tidak akan membuat kondisi kita semakin baik. Bahkan dengan mengeluh malah membuat hidup semakin susah dan terasa sempit. Sebagai seorang muslim, kita harus yakini  bahwa pademi ini dan juga bahkan hidup kita secara umum sebenarnya hanyalah ujian.  

Pada khutbah yang singkat ini, coba kita renungi apa yang Allah sebutkan dalam surat Al Insyirah ayat 5-8 yang intinya memberi taujih atau pengarahan pada kita ketika menghadapi masa-masa sulit, termasuk dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini. Allah berfirman, audzubillahiminnasy syaithanirrahim:

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ

اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ

فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ

وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ

Pertama Allah menyampaikan bahwa “Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan” (اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ). Bahkan Allah ulang dua kali yaitu ayat 5 dan 6. Dalam tafsirnya, Syaikh Sa’di menjelaskan: “Ini adalah kabar gembira yang sangat besar, bahwa ketika ditemui sebuah kesulitan pasti akan diiringi dengan kemudahan. Sampai-sampai andaikata kesulitan itu masuk ke lubang biawak niscaya kemudahan akan masuk ke dalamnya dan kemudian mengeluarkannya.” Syaikh Sa’di menjelaskan lebih lanjut: “Kata usr (الْعُسْرِ) yang berbentuk makrifah menunjukkan bahwa jumlah kesulitan itu satu. Sedangkan kata yusr (يُسْرًاۙ) yang berbentuk nakirah menunjukkan adanya pengulangan. Maka kesulitan tidak mungkin akan mengalahkan dua kemudahan. Penyebutan kata kesulitan ini (الْعُسْرِ) dengan alif dan lam menunjukkan makna menyeluruh dan berifat umum yang berarti setiap kesulitan, sebesar apapun, pasti pada akhirnya akan menemui kemudahan” (Tafsir As Sa’di)

Kita harus yakini dan bersabar bahwa sesulit apapun kondisi kita, termasuk kesulitan  di tengah pandemi seperti sekarang ini, insyaallah semua akan berlalu dan Allah akan datangkan kemudahan setelahnya. Ini juga sejalan dengan Sabda Rasulullah, “Sesungguhnya bersama kesedihan itu ada jalan keluar dan sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan” (HR. Ahmad no. 2804 Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Kemudian pada ayat berikutnya, ayat 7, Allah berfirman, فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ “Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakan urusan yang lain”. Ini semua menunjukkan hendaknya seorang muslim hendaknya terus berusaha atau berikhtiyar. Tidak sekedar meratapi kondisi atau kesulitan yang dihadapi melaikan berusaha melakukan sesuatu yang dia mampu. Dalam kondisi pandemi seperti sekarang kita harus berusaha ikhtiyar jaga diri sebaik-baiknya. Untuk jaga kondisi Kesehatan jaga betul protokol Kesehatan, pakai masker, hindari kerumunan dan lainnya. Jika ada yang sakit ikhtiyar berobat semaksimal mungkin. Demikian juga dari sisi ekonomi, mungkin ada karyawan yang kehilangan pekerjaan, ada pedangan yang sulit jualan. Namun, mari tetap berusaha melakukan sesuatu. Tugas kita hanya berusaha sesuai kemampuan kita. Serahkan semua hasilnya pada Allah.

Kemudian pada ayat terkahir, ayat 8, Allah ta’ala berfirman: وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ “dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”, ini menujukkan bahwa hendaknya mengiringi usaha dengan tawakal pada Allah. Barang siapa bertawakal kepada Allah pasti cukup. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3)

Tawakal adalah sesuatu yang besar! Orang ketika sudah benar-benar tawakal pada Allah maka betapan pun sulitnya ujian yang dia hadapi maka dia akan merasa ringan karena dia sandarkan semuanya pada Allah Dzat yang maha perkasa.  Coba kita kaitkan dengan peristiwa disyariatkannya kurban. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa awal syariat kurban adalah kisah Allah menguji Ibrahim untuk menyebelih putranya Ismai’l. Ini ujian yang begitu berat. Sulit dibayangkan bagaimana mungkin seorang bapak mampu tega menyembelih anaknya!! Apalagi anak satu-satunya dan sudah berpuluh-puluh tahun menanti kehadirannya. Namun, karena kuatnya iman dan takawal Ibrahim dan juga anaknya mereka lolos dari ujian Allah yang besar ini.  Allah berfirman,

 فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS Shaffat: 102)

Jama’ah rahimakumullah,

Sesulit apapun ujian yang kita hadapi termasuk pademi seperti sekarang ini maka maka mari kita tanamkan betul 3 hal pada diri kita:

  • Sabar dan yakin bahwan setiap kesulitan ada kemudahan
  • Berikhtiyar semampu kita
  • Bertawakal dan serahkan semua pada Allah

 Sekian, semoga bermanfaat khutbah yang pertama ini.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah Kedua:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar

Kaum Muslimin rahimakumullah,

Kita sekarang berada di hari yang begitu agung, yaitu hari raya Iedul Adha yang disebut juga hari raya kurban (yaum an nahr). Hari ini merupakan hari yang paling agung di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah:

أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ اْلقِرِّ.

“Seutama-utama hari di sisi Allah ialah hari berkurban kemudian hari berikutnya.” (HR Abu Daud dan dishahihkan oleh al-Albani‎)

Hari ini begitu agung disisi Allah karena pada hari ini terkumpul berbagai macam amalan yang mulia mulai dari sholat Ied, ibadah kurban, haji dan lainnya.  Meskipun di tengah pandemi, namun mari kita isi hari ini, hari raya kurban ini dengan penuh suka cita dan syukur pada Allah. Selain melakukan penyembelihan hewan kurban mari kita juga banyak agungkan Allah dengan takbir, dzikir dan pujian-pujian yang lainnya. Karena masih pandemi maka mari kita sembelih kurban dan juga jalankan aktifitas ibadah kita dengan tetap jaga protokol kesehatan. Mari kita tutup khutbah ini dengan membaca sholawat dan juga berdoa kepada Allah. Semoga Allah menerima kurban kita dan ibadah kita yang lainnya. Dan juga semoga Allah memberikan kita semua kesehatan, keselamatan dan juga semoga pandemi segera berakhir. Amien.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ

Sekilas Penulis:

Dr Abu Zakariya Sutrisno adalah pendiri sekaligus pengelola Pesantren Hubbul Khoir Sukoharjo, Jawa Tengah. Beliau adalah lulusan S3 KSU Arab Saudi. Saat ini menjadi dosen di Universitas Sebelas Maret, Surakarta dan aktif dibeberapa organisasi.

Catatan:

Karena masih pandemi harap khutbah dilakukan secara singkat. Sholat Ied bisa dikerjakan di masjid atau di rumah bersama keluarga. Melihat kondisi yang ada.  

Link pdf: https://drive.google.com/file/d/10IU-AXu3oTe3WWKdasqSQKjrrYlbT1vn/view?usp=sharing

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here