KUI#10: Ringkasan Sirah Nabi Muhammad

0
13604

Kita sebagai seorang muslim penting sekali untuk mengetahui dan mempelajari sirah nabi kita, nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Kenapa? Karena nabi Muhammad adalah teladan dalam kehidupan kita, kalau kita tidak mengetahui sirahnya maka bagaimana kita bisa meneladani? Nabi Muhammad adalah panutan setiap muslim dalam seluruh segi kehidupan. Allah ta’ala berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu.” (QS. al-Ahzaab: 21)

  • Nasab dan keluarga Nabi Muhammad

Nabi Muhammad pernah bersabda tentang nasab beliau, “Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail , memilih Quraisy dari Kinanah, dan memilih Bani (keturunan) Hasyim dari suku Quraisy, dan memilih aku dari keturunan Hasyim.” (HR. Muslim no. 2276). Bapak beliau bernama Abdullah bin Abdilmuthallib dari keluarga terpandang dari suku Quraisy. Abdullah, bapak nabi Muhammad, meninggal di Yatsrib (Madinah) saat beliau masih dalam kandungan. Ibunda Nabi  adalah Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah. Nasab bapak dan ibunya bertemu pada kakek mereka, Kilab bin Murrah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memiliki keistimewaan dari umatnya yaitu diperbolehkan menikah lebih dari 4 wanita sekaligus. Banyak sekali hikmah dan kemaslahatan dibalik pernikahan beliau. Seluruh anak Nabi Muhammad – selain Ibrahim – berasal dari Khadijah.   Anak yang pertama Qasim -karenanya beliau berkunyah Abul Qasim-, kemudian Zainab, Ruqayah, Ummu  Kultsum, Fathimah, dan Abdullah. Seluruh putranya wafat diusia kecil dan sedang putrinya tumbuh dewasa kemudian masuk Islam. Tetapi kemudian putri-putri beliau pun meninggal mendahului beliau kecuali Fathimah yang mana meninggal enam bulan setelah beliau wafat.  Dari Fathimah (dengan Ali bin Abi Thalib) kemudian terlahir Hassan dan Hussein yang kemudian meneruskan keturunan Nabi Muhammad.

 

  • Kelahiran Sampai Umur 40 Tahun (sebelum menjadi Nabi dan Rosul)

Berikut sirah singkat Nabi Muhammad mulai dari dilahirkan sampai diangkat menjadi nabi dan rasul:

  1. Kelahiran Nabi Muhammad (9 Rabi’ul Awwal /20 atau 22 April 571 M)
  2. Diasuh Halimah (sampai umur 4 atau 5 tahun)
  3. Diasuh kembali oleh Ibunya (sampai umur 6 tahun)
  4. Diasuh kakeknya (sampai umur 8 tahun) kemudian pamannya
  5. Diajak ke Syam (umur 12 tahun)
  6. Perang Fijar dan Perjanjian Fudhul (umur 15 tahun)
  7. Menikah dengan Khadijah (umur 25 tahun)
  8. Peristiwa perbaikan Ka’bah (umur 35 tahun)
  9. Uzlah di gua Hira’ dan turun wahyu (umur 40 tahun)

Menjelang umur 40 tahun Muhammad sering ber-uzlah (menyendiri) ke gua Hira’ yang terletak di gunung Nur, sekitar  2 mil dari Mekah. Kemudian datanglah malaikat Jibril mewahyukan kepada beliau surat yang pertama kali turun dari Al Qur’an yaitu surat al Alaq (“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”… dst).  Berdasar penelitian, turunnya wahyu ini terjadi pada hari Senin setelah berlalu 21 hari di bulan Ramadhan (di malam hari). Bertepatan 10 Agustus 610M. Kemudian setelah beberapa lama maka turun surat al Mudatsir (“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan!” ..dst).  Dengan demikian telah jelas bagi beliau bahwa beliau mengemban amanah yang baru yang begitu agung, yaitu amanah kenabian dan kerasulan. Beliau diperintahkan untuk menyampaikan risalah dari Tuhan semesta alam untuk manusia seluruhnya.

 

  • Fase Dakwah di Mekah

Secara garis besar, fase atau marhalah dakwah di Mekah dapat dibagi menjadi tiga:

  1. Dakwah personal dan sembunyi-sembunyi (tahun ke 1-3 dari kenabian)

Beliau pun mulai berdakwah kepada keluarga dan orang-orang terdekat secara personal dan sembunyi-sembunyi. Beliau mengajak pada tauhid, iman pada hari akhir, dan yang lainnya dari pokok-pokok akidah. Orang yang pertama-tama masuk Islam adalah Khadijah (istri), Zaid bin Haritsah (budak beliau), Ali bin Abi Thalib (ponakan) dan Abu Bakar Ash Shidiq (sahabat karib).

  1. Dakwah terbuka untuk ahli Mekah (tahun ke 3-10 dari kenabian)

Setelah dakwah secara personal dan sembunyi-sembunyi kemudian Allah memerintahkan RasulNya untuk menyeru manusia secara umum dan terang-terangan. Di antaranya Allah menurunkan surat Asy Syu’ara’ 214, “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. Pada tahun 10 kenabian paman beliau Abu Thalib dan istri beliau Khadijah meninggal.

  1. Dakwah untuk sekitar ahli Mekah (setelah tahun ke-10 kenabian sampai hijrah)

Setelah sebelumnya Nabi Muhammad fokus menyeru kaumnya, suku Quraisy Mekah, kemudian beliau menyeru suku-suku Arab yang lainnya.  Beliau menyeru penduduk Tha’if  untuk masuk Islam (Syawal tahun ke-10 kenabian/tahun 619 masehi), tetapi ditolak. Pada fase ini juga terjadi baiat Aqabah, baiat antara Rasulullah dan orang-orang Madinah yang masuk Islam. Baiat Aqabah pertanya terjadi pada musim haji tahun ke-12 kenabian (621M). Pada baiat Aqabah kedua (musim haji tahun ke-13 kenabian/ Juni 622 masehi), terjadi kesepakatan kaum muslimin untuk hijrah ke Madinah.

 

 

  • Fase Dakwah di Medinah (sampai beliau wafat)

Hal pertama kali beliau lakukan di Madinah adalah mendirikan masjid (Masjid Nabawi) kemudian mempersaudarakan sahabat Muhajirin dan Anshor. Beliau kemudian juga membuat pernjanjian dengan penduduk Madinah dan sekitarnya baik dari kalangan kaum muslimin, ahli kitab (yahudi) maupun yang lainnya. Secara garis besar, fase atau marhalah dakwah di Madinah dapat dibagi menjadi tiga:

  1. Fase Madinah pertama: Masa-masa awal hijrah(tahun 1-6H)

Sebagaimana diketahui, sebelumnya saat Rasulullah dan para sahabat masih tinggal di Mekah mereka mendapatkan tekanan yang luar biasa dari kaum musyrikin Quraisy. Kaum musyrikin tidak sekedar menolak ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi Muhammad tetapi mereka juga menghalangi, mengganggu orang-orang yang beriman dan bahkan menyiksa mereka. Akhirnya Rasulullah dan para sahabat terpaksa hijrah ke Madinah meninggalkan rumah dan harta yang mereka miliki.

Setelah hijrah permusuhan dan gangguan orang-orang musyrik tidak pula berhenti. Allah pun mengizinkan kaum muslimin untuk berperang. Allah berfirma, “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS Al Hajj 39). Diantara perang besar dalam fase ini:

  • Perang Badar (Ramadhan 2 H/624M)
  • Perang Uhud (Syawal 3H)
  • Perang Ahzab/Perang Khandaq (Syawal-Duzqa’dah 5H)

 

  1. Fase Madinah Kedua: Antara perjanjian Hudaibiyah dan Fathu Mekah (6-8)

Perjanjian Hudaibiyah terjadi pada bulang Dzulqa’dah 6H saat Rasulullah dan para sahabat awalnya ingin umroh ke Mekah tetapi kemudian dicegah kafir Quraisy. Kedua belah pihak kemudian mengadakan perjanjian damai. Dalam butir-butir perjanjian ini seolah-olah kaum muslimin dalam posisi yang lemah/kalah tetapi sesungguhnya di dalamnya ada kemenangan yang nyata. Perjanjian Hudaibiyah ini juga disebut dengan fathan mubiina atau kemenangan yang nyata (lihat surat Al Fath). Banyak kabilah yang menyatakan masuk Islam atau menjalin aliansi dengan Madinah setelah perjanjian ini. Beberapa pemuka Quraisy pun masuk Islam di antaranya Khalid bin Walid dan Amr bin Ash. Melihat kondisi yang kondusif maka dari sisi dakwah Rasulullah menulis surat kepada para pemimpin dan para raja untuk masuk Islam. Terjadi beberapa peristiwa penting juga dalam fase ini:

  • Perang Khaibar (Muharram 7H)
  • Umroh Qadha’ (Dzulqa’dah 7H)
  • Peperangan Mu’tah (Jumadil Awal 8H/Agustus atau September 629M)

 

  1. Fase Madinah Ketiga: Setelah Fathu Mekah )8-11H)

Ramadhan 8H, Rasulullah memimpin sebuah pasukan kaum muslimin yang sangat besar, terdiri kurang lebih 10.000 sahabat.  Mereka keluar menuju Mekah untuk membuat perhitungan dengan kaum musyrikin Quraisy dan sekutunya yang telah melakukan pengkhianatan terhadap perjanjian Hudaibiyah yang disepakati sebelumnya. Rasulullah dengan dikawal pasukan kaum muslimin kemudian memasuki Masjidil Haram. Beliau mengusap hajar aswad kemudian berthowaf dan menghancurkan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah sambil membaca firman Allah ta’ala: “Telah datang kebenaran dan hancurlah kebathilan, sesungguhnya kebathilan itu pasti hancur.” (QS Al Isra’: 81).

Beliau kemudian shalat lalu berkhutbah di hadapan orang-orang Quraisy yang telah memenuhi masjidil Haram. Rasulullah memberi ampunan pada mereka. Fathu Mekah telah membuka lembaran baru sejarah perkembangan Islam. Dengan dibebaskannya Ka’bah dan ditaklukkannya Quraisy maka kabilah-kabilah Arab pun berduyun-duyun menyatakan keislamannya. Setelah fathu Makah terjadi beberapa peristiwa penting:

  • Perang Hunain dan Pengepungan Tho’if (Syawal 8H)
  • Perang Tabuk (Rajab 9H)
  • Haji Wada’ (Dzulhijjah 10 H)

Rasulullah Wafat (12 Rabi Awal 11H)

Selesai haji wada’ Rasulullah pun kembali dan berdiam di Madinah. Beliau banyak member wasiat pada para sahabatnya. Beliau juga menyempatkan untuk menziarahi syuhada’ Uhud dan kuburan Baqi’. Rasulullah juga sempat mengutus pasukan dalam jumlah besar di bawah Usamah bin Zaid untuk menghadapi pasukan Romawi (bulan Safar 11H). Kemudian di akhir Safar Rasulullah mulai merasakan sakit. Sakit beliau pun semakin parah dan akhirnya setelah 13 atau 14 hari sakit beliau meninggal di hari Senin tanggal 12 Rabi Awal tahun 11 Hijriyah – inna lillahi wainna ilaihi raji’un -.

  • Sifat dan Kepribadian Nabi Muhammad

Rasulullah adalah pribadi yang terkumpul pada diri beliau kebaikan jasmani dan rohani. Karakteristik jasmani beliau begitu menawan, begitu pula akhlak dan sikapnya. Di antara riwayat yang menjelaskan sifat lahiriyah beliau adalah hadits dari Ali bin Abu Thalib, dia berkata, “Rasulullah tidak terlalu tinggi dan tidak pula rendah (pendek), lebar dua telapak tangan dan tumit, besar kepalanya, besar karadisnya (otot), panjang bulu dadanya, apabila berjalan beliau berjalan cepat seolah-olah turun dari tempat yang tinggi, aku belum pernah melihat sebelumnya dan sesudahnya seperti beliau.” (HR. Tirmidzi no. 3637 dan ia berkata hadits hasan shahih)

Nabi Muhammad adalah pribadi yang memiliki akhlak yang sangat agung. Hal ini tidak dapat diingkari oleh siapapun baik kawan maupun lawan. Bahkan Allah berfirman tentang akhlak Nabi Muhammad:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Dan sesungguhnya kamu (muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. al Qalam: 4)

Aisyah berkata, “Akhlak beliau adalah al-Qur`an” (HR. Bukhari dan Muslim no 2309). Allah telah menyempurnakan budi pekertinya sejak kecil, sebelum dibangkitkan (diangkat menjadi nabi dan rasul). Beliau tidak pernah menyembah berhala, tidak meminum arak, tidak berlalu dalam perkara buruk, dan dikenal di kalangan kaumnya dengan orang yang jujur lagi dipercaya.

Kami banyak merujuk pada kitab Ar Rahiqu Al Makhtum karya oleh syaikh Shofiyurrahman Mubarakfuri.

Abu Zakariya Sutrisno. Riyadh, 24/11/2016.

Info detail dan dokumentasi kajian KUI: http://ukhuwahislamiah.com/kui/

Join channel Telegram: telegram.me/ukhuwahislamiahcom

IG: ukhuwahislamiahcom

FB: https://www.facebook.com/ukhuwahislamiahcom

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here