MANHAJ SALAF ADALAH SOLUSI KITA

0
1253

Edisi Kedua Puluh Dua

28 Muharram 1428 H

16 Februari 2007 M

Rasulullah e bersabda : “ Jika kalian berjual-beli dengan ‘inah, dan sibuk dengan urusan dunia, ridha dengan pertanian serta meninggalkan jihad, maka Allah I akan menimpakan atas kalian kehinaan. Dia Ta’ala tidak akan menghilangkan kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian.”

Realita buruk, itulah yang dihadapi umat Islam dewasa ini. Musibah serasa tak pernah berhenti. Kehinaan dan keterbelakangan menimpa sebagian wilayah kaum muslimin. Kelaparan mengancam kelangsungan hidup sebagian negara Islam. Peperangan yang berkepanjangan telah meluluhlantakkan bumi-bumi kaum muslimin. Kesyirikan merajalela di mana-mana. Tempat-tempat keramat, semakin ramai dari pengunjung. Layar televisi kian hari kian dipenuhi sajian-sajian berbau mistik dan menu-menu tabu tak bermoral. Acara-acara bid’ah yang tidak memiliki tuntunan semakin semarak di kehidupan masyarakat muslim. Nas-alullah al-afiyah (kita memohon kepada Allah keselamatan).

Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan semakin banyaknya kelompok-kelompok dakwah yang bermunculan, dimana masing-masing pihak mengklaim bahwa kelompok  merekalah yang paling benar, kelompok merekalah yang berjalan di atas Qur’an dan Hadits. Saling menuding di antara mereka adalah hal yang lumrah terjadi. Masyarakat awam pun dibuat bingung dengan tingkah polah mereka. Ini semua menunjukan keterpurukan kondisi kaum muslimin.

Pandangan Ulama

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani -ulama hadits terkemuka di abad ini- berkata : “Kita pada hari ini -sebagaimana yang anda semua ketahui- berada pada jaman dimana kaum muslimin telah mencapai titik -yang tidak mungkin bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya mencapai kepada yang lebih jelek dari hal itu- berupa kehinaan dan kerendahan dari selainnya…..”. Kemudian beliau melanjutkan : “Dan saya melihat bahwa problem (masalah) ini telah disebutkan dan disifati oleh Rasulullah e di sebagian hadits-hadits yang sah dari beliau. Dan beliau e telah menjelaskan solusinya. Di antara hadits-hadits tersebut adalah sabda beliau :

((????? ????????????? ????????????, ??????????? ????????? ?????????, ??????????? ???????????, ???????????? ??????????, ??????? ????? ????????? ?????, ??? ?????????? ???????? ?????? ?????????? ????? ?????????))

“ Jika kalian berjual-beli dengan ‘inah, dan sibuk dengan urusan dunia, ridha dengan pertanian serta meninggalkan jihad, maka Allah I akan menimpakan atas kalian kehinaan. Dia ta’ala tidak akan menghilangkan kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian.”(Silsilah Hadits Shahihah, hadits no : 11). (Lihat At-Tashfiyah wat-Tarbiyah wa Hajatul Muslimin ilaiha oleh Al-Allamah Muhammad Nashiruddin Al-Albani hal : 6-7)

Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid -salah seorang ulama negeri Yordania- telah memberikan sedikit gambaran kepada kita tentang hal ini :Sesungguhnya tidak tersembunyi bagi seorang pun, realita buruk yang menimpa kaum muslimin dewasa ini disebabkan jauhnya mereka dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dan bukan suatu keraguan, bahwa keselamatan dari keadaan yang sangat buruk ini adalah dengan berpegang teguh kepada dua sumber wahyu yang mulia yaitu kitabullah dan sunnah Rasul-Nya sebagaimana yang disabdakan Rasulullah e : “Jika kalian berjual-beli dengan ‘inah, dan memegang ekor sapi (berdagang), ridha dengan pertanian serta meninggalkan jihad, maka Allah I akan menimpakan atas kalian kehinaan. Dia ta’ala tidak akan menghilangkan kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian.”(Lihat At-Tashfiyah wat-Tarbiyah wa Atsaruha fi isti’nafi al-Hayati Al-Islamiyah oleh Syeikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al Atsari hal : 7)

Penyakit Kronis

Dalam hadits di atas Rasulullah e mengisyaratkan kepada kita dua penyakit :

1.                  Terjatuhnya kaum Muslimin pada sebagian perkara yang diharamkan dengan menggunakan tipu daya, padahal mereka mengetahuinya.

Ini terkandung di dalam sabda Rasulullah e “Jika kalian berjual-beli dengan Inah”, dan inah -sebagaimana dikenal dalam kitab-kitab fiqih- adalah satu jenis jual-beli yang diharamkan sebagaimana yang diisyaratkan hadits ini.

Bentuk dari jual-beli ini adalah : Seseorang membeli suatu barang secara kredit, kemudian ia menjual kembali kepada penjual semula (atas permintaan sang penjual) dengan harga yang lebih rendah, akan tetapi dibayar kontan. Maka pembeli pertama (penjual kedua) akan memperoleh uang kontan dari hasil penjualannya akan tetapi ia memiliki hutang. Sedang penjual pertama (pembeli kedua), ia memiliki piutang yang lebih besar dari harga yang ia serahkan kepada pembeli pertama. Maka dengan sendirinya ia akan memperoleh tambahan uang, bila pembeli pertama melunasi hutangnya. Tambahan ini adalah riba. Sekalipun transaksi ini terkesan seperti jual-beli yang diperbolehkan akan tetapi hakekatnya adalah hutang-piutang yang mensyaratkan tambahan (bunga), dan ini merupakan transaksi riba yang dilarang dalam syariat.

2.                  Kaum muslimin disibukkan dengan urusan dunia

Beliau e bersabda dalam hadits di atas : “Jika kalian berjual-beli dengan Inah, memegang ekor sapi, ridha dengan pertanian”, maksudnya : kaum muslimin sibuk dengan usaha dunia dan mencari rizki dengan alasan bahwa Allah I memerintahkan untuk mencari rizki. Maka mereka berlebih-lebihan dalam hal itu dan melupakan kewajiban-kewajiban yang Allah fardhukan kepada mereka, seperti jihad.

Kedua penyakit di atas benar-benar terjadi di hadapan kita sebagai pertanda benarnya sabda Rasulullah e. Oleh karena itu pantas bila dikatakan hadits ini alamat di antara alamat-alamat  kenabian. Jadi, kehinaan dan banyaknya musibah adalah akibat dari semua ini. (Lihat At-Tashfiyah wat-Tarbiyah wa Hajatul Muslimin ilaiha hal : 7-11)

Syaikh Ahmad Syakir berkata dalam kitabnya Syarhul Musnad 7/27: “Fenomena semacam ini (kehinaan) telah tampak pengaruhnya di kalangan kaum muslimin ketika mereka menjadi budak bagi tanah dan pertanian, bahkan hal ini juga tampak di setiap umat yang diperbudak oleh tanah dan menyibukkan dirinya dengan bercocok tanam. Sedangkan jihad adalah puncak segala urusan di dalam Islam, meski budak Eropa ridha ataupun tidak.”

Obat Mujarab

Sekarang akan terlintas dalam benak kita ‘Apa yang harus diperbuat?’. Beliau e bersabda : “Dia ta’ala tidak akan menghilangkan kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian.”. Jadi obatnya adalah kembali kepada Agama.

Abu Waqid Al-Laitsi t    telah meriwayatkan sebuah hadits yang menguatkan perkara ini.. Dia berkata : Rasulullah e bersabda -ketika kami sedang duduk di atas sebuah tikar- : “Sesungguhnya akan terjadi fitnah.”. Para shahabat y bertanya : “Bagaimana kami harus berbuat?”, Maka beliau mengembalikan tangannya ke tikar lalu memegangnya sembari bersabda : “Lakukanlah seperti ini”

Dan pada suatu hari beliau menyebutkan kepada mereka : “ Sesungguhnya akan terjadi fitnah.”, sedang kebanyakan para shahabat y tidak mendengarnya. Maka Muadz bin Jabal t berkata : “Tidakkah kalian mendengar apa yang disabdakan Rasulullah e ?!”, mereka menjawab : “Apa yang beliau sabdakan ?”. Muadz menjawab : “Sesungguhnya akan terjadi fitnah.”. Mereka bertanya : “Maka bagaimana urusan kami, wahai Rasulullah? dan bagaimana kami harus berbuat?”. Beliau bersabda :

((??????????? ????? ?????????? ??????????))

“Kalian kembali kepada perkara kalian yang murni” (HR Ath-Thabrani). (Lihat At-Tashfiyah wat-Tarbiyah wa Atsaruha fie Isti’nafil Hayati Al-Islamiyah hal : 8)

Dari sini jelaslah, untuk menghilangkan kehinaan ini adalah dengan kembali kepada agama Islam. Tapi, masih tersisa di benak kita pertanyaan berikutnya, ‘Bagaimana cara kembali?, bukankah sekarang terdapat beragam jama’ah yang masing-masing pihak mengklaim kelompok merekalah yang paling benar?, golongan manakah yang harus kita ikuti?’, dan setumpuk pertanyaan-pertanyaan lain yang penuh di kepala kita. Hanya ada satu jawaban, kita kembali kepada agama dengan mengikuti golongan yang telah direkomendasi (ditetapkan) oleh Allah dan Rasul-Nya bahwa mereka adalah golongan yang benar dan diridhai.

Shahabat Nabi, Golongan Yang Diridhai

Allah I berfirman :

) ??????????????? ?????????????? ???? ??????????????? ?????????????? ??????????? ????????????? ??????????? ?????? ??????? ???????? ???????? ?????? …(100)(

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah.(QS. At-Taubah : 100)

Isyarat ayat di atas cukup jelas laksana matahari di siang bolong, golongan yang diridhai adalah kaum muhajirin dan anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Merekalah yang kita jadikan panutan untuk kembali kepada agama ini.

Dari Abdullah bin Mas’ud t, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah e :

((????? ???????? ???????, ????? ????????? ???????????, ????? ????????? ???????????))

“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para shahabat y), kemudian generasi yang datang sesudahnya, kemudian generasi yang datang sesudahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Beliau e juga bersabda ketika mengabarkan akan terjadinya perpecahan pada umat ini :

((??????????????? ???????? ????? ??????? ??????????? ????????, ????????? ??? ?????????? ???????????? ??????????? ??? ????????)) ????? : ??? ??????? ?????, ???? ????? ????? : ((?????????????)). ????? ????????? ???????????? , ??????? : ?????? ???? ??? ??????? ?????? ????? : ((??? ?????? ??????? ????????????))

“Umatku benar-benar akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, satunya di surga dan tujuh puluh duanya di neraka.”, beliau ditanya : “Wahai Rasulullah, siapakah mereka (yang satu)?”. Beliau menjawab : “Al-Jamaah.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany di dalam Shahih Sunan Ibnu Majah, 2/364). Dalam riwayat Tirmidzy : Para shahabat bertanya : “Siapakah golongan yang satu itu?”, beliau e menjawab : “Apa yang aku dan para shahabatku berjalan di atasnya.”

Abdullah bin Mas’ud t berkata : “Barangsiapa di antara kalian yang ingin mencari panutan maka jadikanlah para shahabat Muhammad e sebagai panutan, karena mereka adalah generasi umat ini yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling sedikit takallufnya(sikap membebani diri), paling lurus petunjuknya, paling baik keadaannya, kaum yang dipilih oleh Allah I untuk menemani Nabi-Nya. Maka kenalilah keutamaan mereka dan ikutilah peninggalan mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas petunjuk yang lurus. (Dikeluarkan oleh Ibnu Abdil Barr di dalam kitab Jami’ Bayanil Ilmi : 181)

Ringkasnya, untuk bisa keluar dari problematika ini adalah dengan kembali memahami dan mengamalkan agama Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits dengan pemahaman shahabat Nabi e, generasi terbaik umat ini. Kondisi umat Islam tidak akan kembali baik kecuali dengan apa yang menyebabkan baik pendahulu mereka. Wallahu A’lam (Abu Muhajir)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here