Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam atas Rasulullah.
Allah adalah Dzat yang Maha Hikmah, yang mana tidaklah Dia memerintah dan melarang manusia kecuali ada hikmah yang tekandung di dalam hal tersebut. Diantara nama Allah adalah Al Hakim (yang Maha Bijaksana) dan Al Alim (maha Mengetahui), sebagaimana firmanNya:
إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ
“Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS Dzariyat: 30)
Puasa adalah ibadah yang sangat agung. Dalam perintah puasa ada hikmah dan manfaat yang begitu banyak baik dari sisi duniawi maupun ukhrawi, serta manfaat bagi jasmani maupun rohani. Berikut ini diantara hikmah dan manfaat puasa:
Pertama: Puasa mengantar pada ketaqwaan
Diantara hikmah dan tujuan puasa yang paling utama adalah menghantarkan kepada ketaqwaan. Sebagaimana hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah: 183)
Taqwa dalam arti yang sederhana adalah mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangaNya. Orang yang berpuasa dilatih untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya meskipun mungkin orang lain tidak mengetahui. Orang yang berpuasa meninggalkan makan, minum dan hal-hal mubah lainnya semata-mata karena menjalankan perintah Allah. Kalau hal yang mubah saja ditinggalkan maka dia lebih mampu untuk meninggalkan yang jelas-jelas haram.
Kedua: membersihkan jiwa dan melatih mengendalikan diri.
Diantara hikmah disyariatkannya puasa adalah ia mensucikan dan membersihkan jiwa dari segala kotoran dan dari akhlak-akhlak yang tercela. Oleh karena itu, seorang yang berpuasa hendaknya senantiasa menjaga pendengaran, penglihatan dan lisannya. Hendaknya menjauhi dusta, ghibah, mencela orang lain dan lainnya dari perbuatan dan perkataan keji dan kotor. Kalau tidak maka sia-sia puasanya. Rasulullah bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan yang kotor dan berperilaku dengannya maka Allah tidak membutuhkan mereka meninggalkan makanan dan minumannya. (HR Bukhari 1903, dari sahabat Abu Hurairah)
Ketiga: Puasa mengurangi syahwat dan godaan setan.
Berpuasa akan mencegah seseorang dari berlebihan makan dan mempersempit pembuluh darah yang mana menjadi jalan syaitan dalam tubuh manusia. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya setan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah” (HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa juga akan membuat seseorang lebih mampu menahan syahwatnya. Oleh karena itu Rasulullah mewasiatkan bagi para pemuda yang belum mampu menikah untuk banyak berpuasa. Beliau bersabda,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu untuk menikah, hendaknya bersegera menikah, karena yang demikian itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu hendaknya dia bershaum (puasa) karena itu adalah pemutus syahwatnya.” (HR. Bukhari 1905 dan Muslim 1400)
Keempat: puasa mengajarkankeikhlasan dan kejujuran
Yang mengetahui persih kondisi orang yang berpuasa adalah Allah dan diri mereka sendiri. Andaikata mereka makan atau minum tempat yang tersembunyi maka tidak ada orang lain yang mengetahui. Puasa mengajarkan pada kejujuran dan keikhlasan, beribadah hanya semata-mata karena Allah. Karena hal inilah Allah mengkhususkan puasa untuk diriNya dan menjanjikan pahala yang besar.
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Seluruh amalan bani Adam adalah baginya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa adalah bagiKu dan Saya yang akan memberinya pahala.” (HR. Bukhari 1904 dan Muslim 1151)
Kelima: Puasa adalah perisai dan melatih kesabaran
Orang yang berpuasa dilatih untuk bersabar. Dengan bersabar untuk meninggalkan hal-hal yang mubah maka dia harusnya mampu untuk meninggalkan hal-hal yang haram. Kesabaran adalah perisai yang paling utama agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang diharamkan Allah. Orang yang berpuasa juga dilatih untuk mengendalikan diri. Rasulullah bersabda:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ.
Puasa adalah perisai, jika salah seorang diantara kalian berpuasa maka jangan berkata kotor atau berteriak-teriak. Jika ada seorang yang mencela atau memerangi maka hendaknya dia berkata “Saya sedang berpuasa”. (HR. Bukhari 1904 dan Muslim 1151)
Keenam: Puasa melatih untuk zuhud dan syukur
Puasa melatih untuk zuhud di dunia ini, terutama dalam hal makan dan minum. Berlebihan dalam makan dan minum akan mengotori jiwa dan membuat malas. Jangan sampai berlebihan sekedar mengikuti hawa nafsu. Hendaknya makan dan minum sesuai dengan kadar yang diperlukan. Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. Allah berfirman,
وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan . Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al A’raf: 31)
Ketujuh: puasa menyehatkan jasmani
Tidak diragukan lagi bahwa puasa dapat membuat badan semakin sehat dan terhindar dari penyakit. Salah satu sebab datangnya penyakit adalah berlebihan dalam makan dan minum. Puasa sendiri sudah sangat dikenal dalam dunia kesehatan. Banyak penelitian juga yang menunjukkan manfaat puasa bagi tubuh manusia.
Sekian diantara hikmah dan manfaat puasa yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat. Amien.
Abu Zakariya Sutrisno. Riyadh, 1438H.
—
Info detail dan dokumentasi kajian KUI: http://ukhuwahislamiah.com/kui/
Join channel Telegram: telegram.me/ukhuwahislamiahcom
IG: ukhuwahislamiahcom
FB: https://www.facebook.com/ukhuwahislamiahcom