Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam atas Rasulullah.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Hendaknya kita kerjakan ibadah dan amalan yang ada di dalamnya dengan sebaik mungkin dan sesuai dengan tuntunan yang ada. Kerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan RasulNya sesuai dengan kemampuan kita. Kita teladani apa yang telah dicontohkan Rasulullah. Allah berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. al Ahzab: 21)
Jangan sampai meremehkan amalan-amalan yang diperintahkan. Kerjakan sekuat mungkin. Jangan sampai kemalasan menyelimuti diri kita sehingga kita terlewat dari pahala yang begitu luas yang ditawarkan di bulan yang begitu mulia ini. Namun sebaliknya, jangan sampai karena “terlalu semangat“ kemudian kita membuat amalan-amalan yang tidak disyariatkan. Amalan yang tidak ada contohnya dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam maka akan tertolak. Sebagaimana sabda beliau:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan (agama) kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak.” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
Banyak orang terjatuh pada kesalahan karena minimnya ilmu yang dimiliki. Untuk itu pada kesempatan ini kita ingin memaparkan beberapa kesalahan yang umum dilakukan di bulan Ramadhan.
Pertama: Bermalasan dan memperbanyak tidur di bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah musim kebaikan, jangan sampai disia-siakan dengan kemalasan dengan memperbanyak tidur atau hal-hal yang tidak bermanfaat lainnya. Mari kita teladani kesungguhan Rasulullah dan juga para salafush shalih dalam beribadah di bulan Ramadhan. Rasulullah di bulan Ramadhan memperbanyak ibadah baik dari sisi jenis maupun jumlahnya. Beliau memperbanyak bersedekah, berbuat kebaikan, tilawah al Qur’an, sholat, dzikir dan juga iktikaf di bulan Ramadhan. Bahkan Rasulullah dan para sahabat juga melakukan beberapa kali jihad (peperangan) di bulan Ramadhan seperti perang Badar dan fathu Mekah.
Kedua: Tradisi selamatan atau amalan lain yang tidak disyariatkan di bulan Ramadhan
Berbahagia dengan bulan Ramadhan adalah hal yang baik. Tetapi jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak disyariatkan seperti mengadakan kenduri atau selamatan baik menjelang atau di akhir bulan Ramadhan. Termasuk juga mengkhususkan ziarah kubur menjelang Ramadhan. Termasuk amalan yang tidak disyariatkan juga adalah melakukan ritual mandi besar (padusan) menjelang Ramadhan.
Ketiga: Menyegerakan sahur dan mengkhirkan buka
Diantara pentujuk Rasulullah adalah mensegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur. Jangan sampai malah sebaliknya. Beliau memberi petunjuk umatnya untuk menyegerakan berbuka. Beliau bersabda,
لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الفِطْرَ
“Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka mensegerakan dalam berbuka.” (HR Bukhari 1957 dan Muslim 1098)
Keempat: berlebihan dalam berbuka dan hal-hal lainnya.
Puasa melatih kita untuk makan dan minum sesuai dengan kebutuhan. Jangan malah sebaliknya, saat berbuka berlebihan makan dan minum sehingga tidak sesuai dengan tujuan puasa disyariatkan.
Kelima: lalai dari hikmah puasa dan mengotorinya dengan perkataan dan perbuatan sia-sia
Puasa tidak sekedar menahan diri dari makan dan minum tetapi hendaknya juga diiringi dengan menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia. Jangan sampai malah mengotori puasa dengan banyak bicara dan melakukan perbuatan yang kotor. Rasulullah bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan yang kotor dan berperilaku dengannya maka Allah tidak membutuhkan mereka meninggalkan makanan dan minumannya. (HR Bukhari 1903, dari sahabat Abu Hurairah)
Keenam: sholat tarawih dengan tidak tuma’ninah
Bersemangat dan memperbanyak qiyamul lail atau sholat tarawih adalah hal yang sangat baik di bulan Ramadhan. Tetapi jangan sampai seperti sebagian orang yang hanya sekedar memperbanyak rekaat tetapi tidak menjalankannya khusyuk dan tuma’ninah. Tuma’ninah adalah salah satu rukun sholat, jika tidak terpenuhi maka tidak sah sholatnya.
Ketujuh: Tradisi nuzulul Qur’an
Ramadhan adalah syahrul Qur’an (bulan Al Qur’an) dimana di dalamnya lah Al Qur’an diturunkan. Rasulullah dan para salafush shalih juga banyak membaca al Qur’an di dalam bulan Ramadhan. Tetapi tidak ada perintah untuk mengadakan perayaan “nuzulul Qur’an”. Sebagian orang hanya terjebak sekedar mengadakan perayaan ini atau itu tetapi lalai dari hakekat sebenarnya. Merayakan nuzulul Qur’an tetapi lalai dari membaca, mentadaburi dan juga mengamalkan al Qur’an. Ini tentu tidak sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Kedelapan: Melalaikan amalan setelah Ramadhan berlalu
Ramadhan adalah musim kebaikan dan melatih diri kita untuk terbiasa dengan amalan kebaikan baik itu puasa, sholat atau yang lainnya. Jangan sampai seperti sebagian orang yang tidak puasa atau sholat kecuali hanya dibulan Ramadhan saja. Ini tentu tidak sesuai dengan yang diharapkan. Jangan sampai kebiasaan baik menjalankan ibadah di bulan Ramadhan hilang begitu saja tanpa bekas. Allah berfirman,
وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا
“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.” (Qs. an-Nahl: 92)
Demikian ini diantara kesalahan yang terjadi di bulan Ramadhan, semoga kita bisa menjauhinya. Amien.
Abu Zakariya Sutrisno. Riyadh, 1438H.
—
Info detail dan dokumentasi kajian KUI: http://ukhuwahislamiah.com/kui/
Join channel Telegram: telegram.me/ukhuwahislamiahcom
IG: ukhuwahislamiahcom
FB: https://www.facebook.com/ukhuwahislamiahcom
Materi spesial Insyaallah diposting tiap hari selama bulan Ramadhan. Silahkan dishare!