Syaikh Dr Saad Syistry tentang Pemilu di Indonesia

1
1542

Berikut ini kami sampaikan juga fatwa As-Syaikh Sa’ad Asy-Syatsri yang merupakan jawaban atas pertanyaan salah seorang saudara kami kemarin sore (7 April 2014), semoga menjadi bahan renungan. Wallahul Musta’aan

PERTANYAAN:

هل يجوز المشاركة في الانتخابات في بلادنا أندونيسيا؟
علما أن الساحة السياسية تحتوي على فرق وأفكار كثيرة..ولكن يخشى أن خطر تقدم الشيعة كبير جدا. وكذلك العلمانيون.
فهل يجوز التصويت للجماعة/للشخص الأقرب للسنة؟
ولكن يجب التنبيه أنه حتى إذا فازت هذه الجماعة (أو إذا أدخل هذا الشخص البرلمان) فسيكون من الصعب عليهم تطبيق الشريعة إلا أن ينقص بعض المضرات أو المفاسد و بل يفتن الكثير في دينهم و دنياهم…فماهي نصيحتكم؟؟ وجزاكم الله خيرا

Kepada Syaikh yang mulia semoga Allah menjaga Anda..
Apakah boleh berpartisipasi didalam pemilu di negeri kami Indonesia?
Perlu diketahui bahwasannya kancah politik terbagi kedalam banyak kelompok dan pemikiran..akan tetapi ditakutkan bahwasannya bahaya akan kemajuan (tersebarnya) syiah sangat besar..demikian juga dengan kaum sekuler.
Maka apakah boleh memberikan suara kepada kelompok Jama’ah atau orang yang paling dekat kepada sunah?
Akan tetapi yang perlu diketahui juga bahwasannya apabila Jama’ah tersebut menang (ataupun orang tersebut masuk kedalam parlemen) maka akan sulit bagi mereka menerapkan syari’ah kecuali hanya mengurangi sebagian dari keburukan-keburukan dan kerusakan-kerusakan dan bahkan kebanyakan dari mereka terfitnah atas agama mereka dan dunianya..
Maka bagaiman nasihat dari Anda?? Semoga Allah membalas segala kebaikan Anda..

JAWABAN:

العمل السياسي على نوعين
النوع الأول من يدخل من أجل أن يرشح للبرلمان أو لغيره, مثل هذا لا يصح لطلبة العلم, ليس من شأنهم مثل هذا و ذلك لأن المهمة التي يؤدونها لتعليم الخلقة وإعادتهم إلى الله جل وعلى أعظم من مهمة الإنشغال بمثل هذه الأمور. و لأن هذه الأمور تجلب أصحابها إلى أفعال و أخلاق لا تتناسب مع شأن طالب العلم, المهاترات الكلامية.
وطالب العلم بمثابة المربي و الأب للجميع و لأن هذا النظام الديمقراطي فيه مخالفات شرعية كثيرة في أساسه و بنيته تجلب خطى أهل العلم بهذا قد يتنافى مع المقصود الشرعي.
أما بالنسبة للتصويت, فنقول هذا من ارتكاب أهون الضررين لدفع أعلاهما, فلا ندخل في المهاترات مع هؤلاء المتسابقين إلى هذه المقاعد نضيع المهمة التي قدمنا من أجلها, حينئذ لابأس من المشاركة في التصويت بشرط أن يغلب على ظن الإنسان أن من اختاره الأصلح الذي يعين الخلق إلى الله جل و علا

هذا و الله أعلم

Kegiatan politik tersebut dibagi menjadi dua jenis:

Jenis pertama, siapa yang masuk (dalam perpolitikan) dengan maksud untuk mencalonkan diri kedalam parlemen atau selainnya, semisal ini tidaklah dibenarkan bagi penuntut ilmu karena hal ini bukanlah bagian dari urusannya.
Hal itu dikarenakan pentingnya menunaikan pengajaran kepada manusia dan kembalinya mereka kepada Allah Jalla wa ála lebih agung daripada pentingnya menyibukkan diri terhadap perkara tersebut (politik).
Dan juga dikarenakan perkara (politik) tersebut menjerumuskan pelakunya kedalam perbuatan-perbuatan dan akhlak-akhlak yang tidak sesuai dengan jati diri penuntut ilmu yang mengacaukan ucapan-ucapannya.
Dan penuntut ilmu adalah sebagai pendidik dan pengayom dari semuanya.
Dan sesungguhnya sistem demokrasi ini didalamnya terdapat banyak hal-hal yang menyelisihi syariat baik pada pondasinya maupun bangunannya yang menyelisihi jalannya ulama sehingga terkadang tidak sesuai dengan maksud syariat.

Adapun (jenis kedua) memberikan suara, maka kita katakan bagian dari mengambil yang paling ringan mudhorotnya untuk menolak yang paling besar mudhorotnya. Maka janganlah kita masuk kedalam kerusakan-kerusakan bersama mereka yang berlomba-lomba kepada kursi (parlemen) tersebut, sebagaimana telah kita jelaskan sebelumnya.

Adapun berpartisiapsi didalam memberikan suara maka tidaklah mengapa dengan syarat kuatnya prasangka seseorang yang dipilihnya adalah paling memberikan maslahat yang dapat menolong manusia (untuk kembali) kepada Allah Jalla wa ála..

Wallahu a’lam.. (Sumber: www.firanda.com)

1 COMMENT

  1. Beberapa faedah yg ana dptkan dari Syaikh Saad Syitsry terkait pemilu dan demokrasi:
    – Pemilu&demokrasi tdk berasal dr Islam dan jelas keharamannya.
    – Seorang penuntut ilmu hendaknya semangat dng ilmu dan dakwah serta tidak sibuk demokrasi (politik)
    – Jika ditakutkan orang2 jelek berkuasa, sdg tdk ada jalan kecuali ikut/memilih dlm pemilu/demokrasi maka ulama’ berbeda pendapat. Sebagian tetap mengharamkan ,sebagian membolehkan untuk mencegah kerusakan yg lebih besar. Allahu A’lam.
    {Saya (Abu Zakariya) mendengar faedah ini dari sesi tanya jawab saat ada daurah di Riyadh dan saat liqa’ maftuh dengar pelajar Indonesia}

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here