Penulis: Dr Abu Zakariya Sutrisno
MUQADIMAH
Surat ini sebut surat al Ikhlash karena isinya terkait permurniaan keesaan Allah. Surat ini terdiri dari 4 ayat dan termasuk surat Makiyyah. Disebutkan dalam sebuah Riwayat bahwa asbabul nuzul surat ini adalah ketika orang kafir Quraisy minta pada Nabi Muhammad untuk mensifati Tuhannya, maka Allah pun turunkan surat ini (HR. Ahmad 5/133). Diantara keutamaan surat Al Ikhlash adalah dia sebanding dengan sepertiga Al Qur’an. Diriwayatkan di suatu malam, ada seorang sahabat yang mendengar temannya membaca surat al-Ikhlas dan diulang-ulang. Pagi harinya, sahabat ini melaporkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan nada sedikit meremehkan amalnya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, surat al-Ikhlas itu senilai sepertiga al-Quran.” (HR. Bukhari 5013)
Apa maksudnya sepertiga alQur’an? Imam Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan: Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Senilai sepertiga al-Quran” dipahami sebagian ulama sesuai makna dzahirnya. Mereka menyatakan, bahwa surat al-Ikhlas senilai sepertiga dilihat dari kandungan makna al-Quran. Karena isi Quran adalah hukum, berita, dan tauhid. Sementara surat al-Ikhlas mencakup pembahasan tauhid, sehingga dinilai sepertiga berdasarkan tinjauan ini. (Fathul Bari, 9/61)
TERJEMAHAN
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. (1)
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
Allah tempat meminta segala sesuatu. (2)
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. (3)
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (4)
PENJELASAN AYAT
Terkait basmallah telah berlalu penjelasannya.
Ayat 1:
Firman Allah قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ “Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa”, ini adalah perintah untuk menyatakan bahwa Allah Dzat yang maha Esa, maha Tunggal. Ini tidak sekedar perintah mengucapkan di lisan saja tetapi harus diikuti dengan keyakinan yang mantab dan juga dibarengi dengan memahami maknanya. Kita harus yakin Allah Maha Esa. Esa dalam hal apa? Esa dalam segalannya, baik itu dalam Dzat-Nya, rububiyahNya, uluhiyaNnya dan juga esa dalam nama-nama dan sifatNya.
Ayat 2:
Firman ta’ala: اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ “Allah adalah ash shamad”. Ash-Shamad adalah satu nama di antara Asmaul Husna yang dimiliki Allâh Azza wa Jalla. Ulama berbeda pendapat terkati makna ash-Shamad, tetapi perbedaan penafsiran itu bisa diterima, karena maknanya tidak kontradiksi, bahkan saling melengkapi. Ikrimah meriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait makna ash Shamad yaitu:
الَّذِي يَصْمُدُ الخَلَائِقُ إِلَيْهِ فِي حَوَائِجِهِمْ وَمَسَائِلِهِمْ
“Yaitu Dzat yang mana seluruh makhluk bergantung kepada-Nya dalam segala kebutuhan maupun urusan mereka.”
Dalam riwayat lain, dari Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu Abbas maknanya adalah: “Dia-lah As Sayyid (Pemimpin) yang kekuasaan-Nya sempurna. Dia-lah Asy Syarif (Maha Mulia) yang kemuliaan-Nya sempurna. Dia-lah Al ‘Azhim (Maha Agung) yang keagungan-Nya sempurna. Dia-lah Al Halim (Maha Pemurah) yang kemurahan-Nya itu sempurna…dst”. Ada juga yang menafsirkan makna Ash Shamad dengan dua ayat yang berikutnya yaitu ayat ke 3 dan 4, jadi maknanya “Dzat yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (Lihat Tafsir Ibn Katsir untuk penjelasan lebih lanjut terkait makna Ash Shamad). Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin meringkaskan makna ash Shamad: “Dia adalah Dzat yang Maha Sempurna sifat-sifatNya dan bergantung kepadaNya semua makhluk”.
Ayat 3:
Firman Allah لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ “Dzat yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan”, ini menunjukkan kesempurnaan Allah. Allah Ta’ala tidak butuh anak, tidak butuh orangtua, tidak butuh istri dan tidak butuh apapun. Tidaklah sesuatu yang dilahirkan melainkan akan mati dan dan tidaklah sesuatu yang mati melainkan diwarisi (orang lain). Aneh kalau Tuhan kok dilahirkan, berarti ada orang tuanya Tuhan?? Aneh juga kalau Tuhan kok punya anak.
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُن لَّهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (QS Al An’am: 101)
Salah seorang ahli tafsir, Maqotil mengatakan: ”(Allah) Tidak beranak (لَمْ يَلِدْ) sehingga diwarisi, dan tidak diperanakkan (وَلَمْ يُولَدْ) sehingga disekutui. Demikian karena orang-orang musyrik Arab mengatakan bahwa Malaikat adalah anak perempuan Allah . Kaum Yahudi mengatakan bahwa ’Uzair adalah anak Allah. Sedangkan Nashoro mengatakan bahwa Al Masih (Isa) adalah anak Allah. Dalam ayat ini, Allah meniadakan itu semua.” (Zadul Masiir ibn Jauzi)
Ayat 4:
Syaikh Abdurrahman As Sa’di mengatakan makna ayat: وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ”dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” yaitu tidak ada yang serupa (setara) dengan Allah dalam nama, sifat, dan perbuatan (Tafsir As Sa’di). Ayat ini berisi penegasan kesempurnaan Allah. Tidak ada satupun setara dengan Allah. Ini seperti firman Allah:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS Asy Syura: 11)
FAEDAH
Surat al Ikhlash ini sangat berkaitan erat dengan surat al Kafirun (yang disebut juga surat al Ikhlash kedua). Dua surat ini sering dibaca bersamaan dalam beberapa kesempatan seperti dalam sholat sunnah qobliyah Subuh, dalam sunnah thowaf dan lainnya. Surat al Ikhlash penekanannya dalam tauhid asma wa sifat adapun surat al Kafirun terkait tauhid uluhiyah. Surat ikhlash ini juga diperintahkan dibaca bersama al muawwidzataini (al Falaq dan an Nas) dalam beberapa kesempatan: sehabis sholat lima waktu, pada pagi dan petang dan juga menjelang tidur.
Audio Tafsir Singkat Surat Al Ikhlash
Pemateri : Ustadz Dr Abu Zakariya Sutrisno
–belum tersedia–
Sukoharjo, 6 Juli 2020
Artikel: hubbulkhoir.com
Materi Tafsir Tahfidz Online Hubbul Khoir