Penulis: Dr Abu Zakariya Sutrisno
MUQADIMAH
Surat di dinamai At Takatsur yang artinya “berbanyak-banyak” atau “bermegah-megahan” sebagaimana ayat pertama surat ini. Surat ini terdiri dari 8 ayat dan termasuk Makiyyah (meskipun ada sebagian yang mengatakan Madaniyah). Isi surat ini adalah celaan bagi orang-orang yang bermegah-megahan baik dalam harta, jabatan, anak dan yang lainnya sehingga dari Allah.
TERJEMAHAN
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (1)
حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ
sampai kamu masuk ke dalam kubur.(2)
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ
Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), (3)
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ
kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.(4)
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ
Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,(5)
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ
niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,(6)
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ
kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,(7)
ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ
kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).(8)
PENJELASAN AYAT
Terkait basmallah telah berlalu penjelasannya.
Ayat 1:
Firman Allah ta’ala: اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu”, ini adalah celaan bagi orang-orang yang bermegah-megahan sehingga melalaikan mereka dari ibadah dan melalaikan mereka dari Allah. Kata at takaatsur (التكاثر) berasal dari kata katsrah (كثرة) yang artinya banyak. Satu hal yang perlu dicermati, di ayat ini tidak disebutkan bermegah-megahan dalam apa. Ini menujukkan hal ini berlaku umum, yaitu bermengah-megahan baik dengan harta, anak, jabatan, ilmu dan yang lainyya (Tafsir As Sa’di).
Ayat 2:
Firman Allah ta’ala: حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ “sampai kamu masuk ke dalam kubur”, ini menunjukkan sifat manusia. Manusia itu terus lalai dan selalu berbangga-bangga sampai akhirnya ajal menjemputnya. Manusia tamak dan terus mengejar dunia sampai dia dikubur didalam tanah baru kemudian sadar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048)
Dalam ayat ini masuk kubur disebut dengan “menziarahi kubur” ini menunjukkan bahwa kubur itu hanya sementara. Padahal kita tahu ada orang yang dikubur selama 100 tahun, 1000 tahun bahkan lebih dari itu. Alam kubur tidak ada bandingannya dengan hari akhir yang lebih kekal.
Ayat 3-5:
Firman Allah ta’ala: “Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti”, ini adalah ancaman setelah ancaman. Allah mengulang beberapa kali karena manusia susah sekali sadar dalam hal ini. Mereka mengira mengetahui padahal tidak mengetahui. Katanya mereka tahu dunia ini fana dan akhirat yang kekal tetapi ternyata amlnya tidak seperti itu. Mereka tetap saja mengejar dunia dan melalaikan akhirat. Manusia itu akhirnya baru akan benar-benar sadar dan mengetahui dengan pasti (ilmu yakin) ketika di akhirat nanti. Ibnu Katsir menjelaskan, “Jika kalian mengetahui dengan pengetahuan yang sebenarnya, niscaya kalian tidak akan terlena dengan memperbanyak harta hingga lupa mencari pahala akhirat. Sampai kalian masuk ke kubur.” (Tafsir Ibn Katsir)
Andaikata mereka sadar di dunia tentu mereka akan meninggalkan bermegah-megahan yang telah melalaikan mereka. Andaikata manusia tahu hanya amal shalih yang akan kekal menemani mereka sampai hari akhir nanti tentu manusia akan bersemangat beramal. Manusia lalai dan sibuk dengan dunia, padahal apa yang dia sibuk dengannya itu tidak akan dibawa ke kubur. Termasuk juga harta dan anak-anak yang dia banggakan. Semua akan ditinggalkannya kecuali amalnya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ
Mayit akan diikuti tiga hal, dua hal kembali dan satu hal tetap bersamanya. Dia akan diikuti oleh keluarga, harta dan amalnya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap bersamanya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ayat 6-7:
Firman Allah ta’ala: “niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri”,
Tentang pembagian keyakinan atas sesuatu ada tiga tingkatan: ilmu yakin, ainul yakin dan haqqul yakin. Ilmu yakin adalah meyakini sesuatu berdasarkan ilmu, kabar dan yang lainnya meskipun belum melihat sendiri secara langsung. Misal seseorang meyakini adanya Mekah dan Ka’bah meskipun belum melihat sendiri atau kedalamnya. Ketika seseorang melihat sendiri dengan mata kepalanya maka disebut ainul yakin. Kemudia ketika sudah masuk dan merasakan sendiri maka disebut haqqul yakin.
Ketika sudah di akhirat dan melihat Jahannam maka tidak berguna lagi keimanan dan keyakinan pada saat itu. Semua orang akhirnya akan percaya dengan neraka dan adzab neraka. Hanya saja orang-orang beriman percaya sejak di dunia berdasarkan wahyu dan ayat-ayat yang Allah turunkan adapun orang kafir mereka baru percaya ketika mereka sudah melihat neraka. Ini sudah terlambat, keimanan pada hari itu sudah tidak bermanfaat lagi jika sebelumnya mereka tidak beriman. Allah berfirman:
وَرَأَى الْمُجْرِمُونَ النَّارَ فَظَنُّوا أَنَّهُمْ مُوَاقِعُوهَا وَلَمْ يَجِدُوا عَنْهَا مَصْرِفًا
“Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini, bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling dari padanya. ” (QS. Al Kahfi: 53).
Ayat 8:
Firman Allah ta’ala: ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ “kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu)”, ini menunjukkan bahwa semua kenikmatan di dunia akan ditanya dan dipertanggung jawabkan. Jangan sampai kita lalai dengan nikmat-nikmat Allah. Mari kita syukuri nikmat Allah dan kita gunakan untuk ibadah. Janga sampai malah mengikuti jalannya Fir’aun, Qorun, dan orang-orang yang Allah beri nikmat tetapi kemudian mereka malah lalai dan sombong dihadapan Allah.
Semua nikmat akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Diriwayatkan suatu hari Rasulullah, Abu Bakar, Umar keluar rumah dalam kondisi lapar, kemudian mereka pun berkunjung ke salah seorang sahabat Ashor. Sahabat Ashor itu pun menghidangkan minuman dan juga menyembelih kambing untuk menjamu mereka. Rasulullah bersabda:
“لَتُسْأَلُنَّ عَنْ هَذَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ. أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمُ الْجُوعُ، فَلَمْ تَرْجِعُوا حَتَّى أَصَبْتُمْ هَذَا، فَهَذَا مِنَ النَّعِيمِ”
“Sungguh kamu akan ditanyai mengenai hal ini kelak di hari kiamat. Kamu keluar karena terdorong oleh rasa lapar, dan sebelum pulang kamu telah kenyang mendapatkan semua ini, dan ini termasuk dari nikmat.” (HR Muslim 2038)
FAEDAH
Ada beberapa faedah dari surat ini, diantaranya yaitu menunjukkan disunnahkannya ziarah kubur. Ziarah kubur akan mengingatkan kematian dan membuat manusia tidak lalai dari kehidupan dunia ini. Rasulullah bersabda:
زوروا القبور فإنها تذكركم الآخرة
“Lakukanlah ziarah kubur karena hal itu lebih mengingatkan kalian pada akhirat (kematian).” (HR. Muslim, no. 976)
Faedah penting lainnya dari surat ini adalah hendaknya kita menjadi pribadi yang pandai bersyukur. Jangan sampai malah lalai dengan nikmat-nikmat Allah.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim: 7)
Audio Tafsir Singkat Surat At Takatsur
Pemateri : Ustadz Dr Abu Zakariya Sutrisno
Sukoharjo, 6 Agustus 2020
Artikel: hubbulkhoir.com
Materi Tafsir Tahfidz Online Hubbul Khoir