Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam atas Rasulullah.
Di zaman yang penuh fitnah dan perpecahan seperti saat ini rasa ukhuwah (persaudaraan) menjadi sesuatu yang sangat mahal. Hanya karena mengejar kepentingan pribadi atau golongan seringkali ukhuwah disisihkan atau bahkan tidak digubris sama sekali. Disisi lain, sebagian orang memahami dan menerapkan ukhuwah dengan cara yang salah. Berdalih “menjaga ukhuwah” mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Berdalih “menghidari perpecahan” mereka tidak mau mengatakan yang haq dan mendiamkan sesuatu yang batil. Melalui tulisan ini penulis ingin mengulas secara singkat masalah ukhuwah. Semoga bermanfaat.
Dalil-Dalil Seputar Ukhuwah
Allah berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(QS Al Hujurat: 10)
Dalam ayat ini Allah meng-hashr /menekankan bahwa seolah-olah sifat orang mukmin itu adalah hanya bersaudara (padahal disana banyak sekali sifat kaum muslimin yang lainnya). Hal ini tidak lain menunjukkan bahwa sifat persaudaraan diantara kaum muslimin itu penting dan agung sekali. Pada ayat yang lain (yang banyak sekali jumlahnya) Allah sering mengandeng ayat ukhuwah dengan sesuatu yang besar seperti perperangan, pembunuhan dll. Diantaranya dalam masalah qishas Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالأُنثَى بِالأُنثَى فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاء إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh. orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema’afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema’afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat) kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (QS Al Baqarah: 178)
Dalam Hadist yang shahih disebutkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَوَدِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلَ الْجَسَدِالْوَاحِدِ ,إِذَااشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِوَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukminin dalam hal kecintaan, rahmat dan perasaan di antara mereka adalah bagai satu jasad. Kalau salah satu bagian darinya merintih kesakitan, maka seluruh bagian jasad akan ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam” [HR Muslim (2586)]. Dalam hadist lainnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya seperti sebuah bangunan, saling menguatkan satu dengan yang lainnya”. Beliau sambil menjalinkan jari-jemari beliau [HR Bukhari (6027), Muslim (2585)].
Ukhuwah Haruslah Karena Allah
Telah menjadi fitrah manusia untuk mencari sahabat atau saudara dalam mengarungi kehidupan ini. Orang yang baik bersahabat dengan yang baik dan orang yang buruk bersahabat dengan yang buruk pula. Namun persaudaraan yang haqiqi hanya dimiliki kaum muslimin, yaitu persaudaraan yang dilandasi keimanan atau sering disebut ukhuwah islamiah atau ukhuwah imaniyah. Persaudaraan yang lainnya akan sirna, bersamaan sirnanya keuntungan yang dicari. Bahkan, di akhirat kelak mereka akan menjadi musuh satu dengan yang lainnya. Allah berfirman,
الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS Az Zukhruf: 67)
Syaikh As Sa’di berkata dalam tafsirnya: “Sesungguhnya teman-teman dekat pada hari itu, yakni hari kiamat, yang bersahabat diatas kekufuran, kedustaan dan kemaksiatan kepada Allah maka sebagian dari mereka menjadi musuh sebagian yang lain. (Hal ini tidak lain) karena kasih sayang dan kecintaan diantara mereka di dunia bukan karena Allah maka di akhirat berubah menjadi permusuhan. Kecuali orang-orang yang bertaqwa (yang menjaga dirinya)dari kesyirikan dan kemaksiatan, maka kecintaan diantara mereka kekal dan bersambung (sampai akhirat) bersamaan dengan kekalnya kecintaan mereka karenaNya. “
Imam Baghawi membawakan sebuah riwayat dalam tafsirnya bahwa sahabat Ali bin Abi Thalib berkata tentang ayat diatas:
(Ada) dua orang sahabat karib yang beriman dan dua sahabat karib yang kafir. Tatkala meninggal salah seorang sahabat mukmin maka dia berkata: “Wahai Tuhan, sesungguhnya si fulan dahulu suka memerintahkanku untuk ta’at padamu dan ta’at pada RasulMu dan memerintahkan saya pada kebaikan dan mencegah saya dari keburukan dan mengabarkan kepada saya bahwa saya akan menemuiMu. Ya Tuhan janganlah Engkau menyesatkannya setelah kematianku dan berilah dia petunjuk sebagaimana Engkau memberiku petunjuk. Muliakan dia sebagaimana Engkau memuliakanku.” Jika telah diwafatkan sahabat mukminnya tersebut maka keduanya dikumpulkan. Maka salah satu diantara keduanya memuji sahabatnya dan mengatakan: “Sebaik-baik saudara, sebaik-baik kekasih, sebaik-baik sahabat.”
Berkata: Tatkala menginggal salah seorang yang kafir, maka dia mengatakan: “Wahai Tuhan, sesungguhnya dahulu si fulan mencegahku untuk ta’at kepadaMu dan ta’at RasulMu dan memerintahkanku pada kejelekan dan mencegah dari kebaikan. Dan mengabariku bahwa aku tidak akan menjumpaiMu.” Maka dia mengatakan: “Seburuk-buruk saudara, seburuk-buruk kekasih dan seburuk-buruk sahabat.”
Indahnya Ukhuwah Islamiah
Kiranya cukup menjadi gambaran betapa indahnya ukhuwah islamiah adalah apa yang dialami para sahabat Rasulullah. Dahulu sebelum Islam datang, jazirah Arab dipenuhi permusuhan dan pertumpahan darah. Setelah Islam datang mereka menjadi orang-orang yang bersaudara, yang saling mencintai karena Allah. Allah berfirman,
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara. dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS Al Imran: 103)
Jelas bahwa kaum muslimin seluruhnya saudara satu dengan yang lainnya, meskipun berbeda-beda warna kulit dan bahasa mereka. Meskipun kampung dan Negara-negara mereka terpencar, Islam telah menyatukan mereka diatas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Jangan Engkau Kotori Ukhuwah
Islam melarang hal-hal yang dapat memicu perselisihan dan perpecahan diantara kaum muslimin. Allah menyebutkan dalam surat Al Hujurat ayat 10-13 beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga ukhuwah diantara mereka, diantaranya: mendamaikan jika berselisih (ayat 10), tidak saling merendahkan (ayat 11), menghindari mencela dan memberi panggilan yang buruk (ayat 11), tidak su’udzan (ayat 12) dan menghargai perbedaan (ayat 13). Sungguh manusia itu tidak sama satu dengan yang lainnya. Masing-masing diberi kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kadang kala seseorang diberi sifat galak, namun pemurah dan baik hati. Disisi lain ada seseorang yang santun dan pemalu tetapi ternyata kurang amanat dan lainnya. Maka hendaknya kita merenunginya dan berusaha bersikap yang berbaik. Dan hendaknya kita berlomba-lomba dalam kebaikan. Sesungguhnya hanya kebaikan dan ketaqwaanlah yang menjadi tolok ukur derajat manusia disisi Allah. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (al Hujurat: 13)
Sungguh indah wasiat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, “Jangan kalian saling hasad, jangan saling melakukan najasy, jangan kalian saling membenci, jangan kalian saling membelakangi, jangan sebagian kalian membeli barang yang telah dibeli orang lain, dan jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim bagi lainnya, karenanya jangan dia menzhaliminya, jangan menghinanya, jangan berdusta kepadanya, dan jangan merendahkannya. Ketakwaan itu di sini -beliau menunjuk ke dadanya dan beliau mengucapkannya 3 kali-. Cukuplah seorang muslim dikatakan jelek akhlaknya jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim diharamkan mengganggu darah, harta, dan kehormatan muslim lainnya.” [HR. Muslim no. 2564]
Telah kita sebutkan diatas beberapa hal yang dapat meretakkan ukhuwah diantara kaum muslimin. Disisi lain ada beberapa hal yang seolah-olah diklaim untuk menjaga ukhuwah tetapi sebenarnya “menodai” makna ukhuwah itu sendiri. Diantara hal tersebut yaitu membiarkan saudaranya terjerumus dalam dosa dan kesalahan. Berdalih “menjaga ukhuwah” mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Berdalih “menghidari perpecahan” mereka tidak mau mengatakan yang haq dan mendiamkan sesuatu yang batil. Padahal dengan jelas Rasulullah bersabda, Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, dst.. (HR Muslim)
Penutup
Semoga Allah menjadikan kita dan kaum muslimin seluruhnya sebagai orang-orang yang saling bersaudara, saling mencintai dan menyayangi, serta saling menasehati dalam kebaikan dan ketaqwaan. Semoga Allah menjadikan kita dan kaum muslimin semuanya menjadi orang-orang yang berpegang teguh dengan KitabNya dan Sunnah nabiNya, karena hanya dengan hal itulah persatuan kaum muslimin diatas kebenaran akan tercapai. Dan akhirnya hanya kepada Allahlah kita menyerahkan seluruh urusan kita, Dialah yang Maha Mampu atas segala sesuatu. Allah berfirman,
لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً مَّا أَلَّفَتْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. (QS Al Anfal: 63).
—
Abu Zakariya Sutrisno. Sukoharjo, 2 Agustus 2013.
Jazakallah khoir sangat bermanfaat, izin copie materinya ya akhi.
Waiyyakumjazakumullah. Silahkan