Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya dan para pengikutnya.
أشهد ان لا اله إلا الله و اشهد ان محمّد عبده رسوله
Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulNya.
Pendahuluan
Dua kalimat syahadat adalah kalimat yang sangat agung. Syahadat adalah salah satu pilar islam [1], ia juga merupakan kunci surga [2]. Persaksian yang membedakan antara muslim dan kafir, yang barangsiapa mengucapkannya maka haram jiwa, harta, dan kehormatannya [3]. Lalu sebenarnya apa makna yang terkandung di dalam dua kalimat tersebut? Dan apa saja hal-hal penting yang berkaitan dengannya?
Bagian Pertama: Syahadat “an laa ilaha illallah” {شهادة ان لا اله إلا الله}
Makna لا اله إلا الله :
“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala.”
Allah berfirman,
شَهِدَ اللّهُ أَنَّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُواْ الْعِلْمِ قَآئِمَاً بِالْقِسْطِ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada sesembahan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada sesembahan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (al Imran: 18)
Rukun لا اله إلا الله :
1. Nafyu (لا اله): Penafian seluruh yang disembah kecuali Allah Ta’ala
2. Itsbat (إلا الله) : Menetapkan ibadah hanya kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya.
Syarat-Syaratnya :
Syahadat ini memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sah saat mengucapkannya. Syarat-syaratnya yaitu: Harus disertai dengan ilmu, keyakinan, penerimaan, ketundukan, kejujuran, keikhlasan, keciantaan, dan pengingkaran terhadap seluruh sesembahan selain Allah. Terhimpun dalam dua bait syair berikut :
عِلْمٌ يَقِيْنٌ وَإِخْلاَصٌ وَصِدْقُكَ مَعَ مَحَبَّةٍ وَانْقِيَادٍ وَالْقَبُوْلِ لَهَا
و زيد ثامنها الكفران منك بما سوى الاله من الاشياء قد الها
Ilmu, yakin dan ikhlas berikut kejujuranmu bersama kecintaan, ketundukan dan kepasrahan menerimanya. Ditambah (syarat) yang kedelapan (adalah pengingkaran) terhadap seluruh yang disembah selain Allah.[4]
Konsekuensi: Tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah semata.
Bagian Kedua: Syahadat “wa anna Muhammad abduhu wa rasuluhu” { ان محمّد عبده رسوله}
Makna:
“Sesunggunhya Muhammad adalah hamba dan utusanNya”
Jadi dalam satu sisi beliau adalah Abdullah (hamba Allah) sebagaimana makhluq lainnya yang beribadah kepada Allah. Di sisi lain beliau adalah Rasulullah (utusan Allah) yang diutus kepada manusia untuk menyampaikan wahyu dari Allah. Allah berfirman,
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya (Tuhan) sesembahan kalian itu adalah (Tuhan) sesembahan yang Maha Esa”. (al Kahfi: 110)
Rukun dari syahadat ini [5]:
1. Mentaati apa yang ia perintahkan [6]
2. Membenarkan apa yang ia kabarkan [7]
3. Menjauhi apa yang ia larang dan peringatkan [8]
4. Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang ia tuntunkan [9]
Syaikh Abdul Aziz alu Syaikh mengatakan, “ Adapun kebenaran bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah , maka mengandung beberapa perkara, kepala dan dasarnya adalah beriman dengannya. Dan hal itu dengan iman dan keyakinan yang sempurna bahwa beliau adalah utusan Allah yang sebenarnya. Allah berfirman, Muhammad itu adalah utusan Allah (QS. al-Fath:29)” [10].
Lalu beliau memberi rincian penjelasan, yang ringkasnya sebagai berikut: Sesungguhnya risalahnya mencakup semua manusia, bangsa arab dan ajam (non arab)[11]. Bahkan risalahnya mencakup bangsa jin juga [12]. Beriman bahwa beliau adalah seorang hamba yang tidak disembah dan utusan yang tidak didustakan. Beriman bahwa beliau adalah penutup para nabi dan rasul [13], dan sesungguhnya kitabnya al-Qur`an adalah kitab terakhir yang diturunkan yang membenarkan atasnya, dan syari’atnya menasakh syari’at-syari’at sebelumnya [14]. Di antara kebenaran bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah: mencintai [15], membela, loyal , dan mengagungkannya [15] , dan setelah wafatnya adalah membela sunnahnya .
Semoga bermanfaat, Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulallah serta keluarga dan sahabatnya.
Selesai ditulis di Riyadh, 14 Rajab 1432 H (16 Juni 2011).
Abu Zakariya Sutrisno
Artikel: www.thaybah.or.id / www.ukhuwahislamiah.com
Notes:
[1]. Sebagaimana hadist Ibnu Umar, Bukhari (8), Muslim (16)
[2]. Lihat HR. Muslim (149) dari Ubadah bin Shamit , tetang orang yang bersyahadat… dst dipersilahkan masuk lewat ke 8 pintu surga dari mana ia suka.
[3]. Sebagaimana hadist Ibnu Umar, Bukhari (25) dan Muslim (22)
[4]. Sebagaimana yang disebutkan syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz dalam kutaibnya ad Durrusu al Muhimmah li ‘Aammati al Ummah (Pelajaran yang Penting Untuk Segenap Ummat) tentang syarat-syarat La ilaha illallah.
[5]. Sebagaimana disebutkan Syaikhul Islam Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah dalam Tsalatsatul Ushul
[6]. lihat QS an Nisa: 59
[7]. lihat QS an Najm: 3-4
[8]. Lihat QS al Hasyr: 7
[9]. Lihat QS al Ahzab 21
[10]. Lihat kutaib Haqiqatu Syahaadah anna Muhammadar Rasulullah, karangan syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Muhammad alu Syaikh hafidzahullah (hal 70)
[11]. lihat QS. al-A’raaf:158 dan HR. al-Bukhari (1/86) dan Muslim (521) dari Jabir bin Abdillah
[12]. lihat QS. al-Ahqaaf :29-32
[13]. Lihat QS. al-Ahzaab:40
[14]. Lihat QS. Ali Imran :85
[15]. Sesuai hadist Anas bin Malik, HR. Muslim (44 dan 70)
[16]. Lihat QS. al-A’raf:157
[…] Lebih lanjut tentang makna “laa ilaaha illallah” silahkan baca: http://ukhuwahislamiah.com/ulasan-ringkas-tentang-dua-kalimat-syahadat […]