🌔📱 Serial Ramadhan #22
KEUTAMAAN I’TIKAF
🖋 Dr. Abu Zakariya Sutrisno
(Rutin tiap hari post selama Ramadhan)
Join WA: https://s.id/materikhutbahHK
Web: http://hubbulkhoir.com
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
Diantara pentunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dibulan Ramadhan adalah melakukan iktikaf. Beliau beriktikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau wafat. Beliau pernah meninggalkannya sekali kemudian menggantinya di bulan syawal. Diriwayatkan pula beliau pernah beriktikaf di awal dan pertengahan Ramadhan, kemudian setelah itu beliau selalu iktikaf di akhir Ramadhan sampai akhir hanyatnya. Dahulu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk dibuatkan tenda di masjid kemudian beliau beriktikaf, menyendiri fokus beribadah kepada Tuhannya.
Berikut ini beberapa poin penting terkait iktikaf:
📌Pertama: iktikaf disyariatkan berdasar dalil-dalil dari Al Qur’an, As Sunnah dan Ijma’ para ulama’. Iktikaf hukumnya sunnah kecuali bagi yang bernadzar untuk mengerjakannya maka menjadi wajib. Allah berfirman:
ثُمَّ أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى الَّليْلِ وَلاَ تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid.” (QS al Baqarah: 187)
📌Kedua: iktikaf hanya dikerjakan di masjid
Iktikaf hanya boleh dikerjakan di masjid yang dipakai sholat berjama’ah. Sebagaimana hal ini disinggung dalam ayat 187 surat al Baqarah diatas: “sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid”.Jika dikerjakan di masjid jami’ (yang dipakai untuk sholat Jum’at) maka lebih baik. Tidak boleh iktikaf di tempat selain masjid misal di rumah atau yang lainnya.
📌Ketiga: menurut pendapat jumhur (mayoritas) ulama tidak ada batasan lama iktikaf.
Durasi iktikaf bisa lama maupun sebentar. Yang penting dia berdiam diri di masjid. Jadi jika seseorang berdiam diri di masjid selama beberapa jam dengan niat iktikaf maka sudah termasuk iktikaf menurut pendapat jumhur ulama’.
📌Keempat: iktikaf boleh dikerjakan di dalam bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan.
Lebih ditekankan di akhir bulan Ramadhan sebagaimana hal ini di lakukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ
“Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam ber-i’tikaf di sepuluh hari terakhir pada bulan Romadhon.” (HR Bukhari 2025 dan Muslim 1171)
📌Kelima: wanita juga disunnahkan beriktikaf dengan syarat aman dari fitnah. Sebagaimana hal ini juga dikerjakan oleh istri-istri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Aisyah radhiyallahu anha berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam dahulu biasa beriktikaf di sepuluh terakhir Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau. Kemudian para istrinya juga beriktikaf setelahnya.” (HR Bukhari 2026 dan Muslim 1172)
Sekian beberapa hal terkait iktikaf. Ada beberapa hal yang diperselisihkan oleh para ulama terkait iktikaf ini. Saya menyampaikan secara ringkas agar mudah difahami.